Recent Comments
Loading...
Recent Comments

Berawal dari "Good Things Begin from TOILET"

12 December 2010

Kita sadar bahwa kita terjebak dalam situasi yang kita tidak inginkan. Kita sadar bahwa kita biarkan waktu berjalan di sini, tanpa kita sadari menggerogoti umur kita, mencuri kebebasan kita karena berlawanan dengan keinginan kita. Inikah yang disebut dengan konsekuensi. Kita merasakannya tapi kita menikmatinya dalam penuh tawa dan canda. Entah bagaimana membahasakan yang namanya konsekuensi itu, tapi inilah kenyataan. Kita berkutat mencari sejumlah alasan yang logis untuk bisa lepas dari situasi ini, dan selama kita berkutat selama itu pula kita berada dalam lingkaran situasi itu.

Hari ini aku membaca sebuah artikel yang berjudul Good Things Begin From TOILET…. Hahahhaa…terdengar lucu memang kalau mendengar kata toilet. Tapi memang benar, aktivitas di toilet sebenarnya bisa membawa kita keluar dari dunia kita untuk sementara, melupakan semua permasalahan peliknya hari, dan yang terpenting bisa mengeluarkan dengan lega semua yang namanya ee dari sarangnya. Walaupun Cuma sekejap waktu di sana, tetapi ada sebagian orang yang bisa menemukan secercah ide dari sesuatu yang konyol dan natural ini, seperti Dewi Lestari si penulis Supernova, bahwa dia mendapatkan inspirasi untuk menulis buku Filosofi Kopi kalau tidak salah judulnya berawal dari aktivitasnya di toilet. Itulah hebatnya sebuah toilet, dan tak jarang ada juga orang yang lebih senang mengisi waktu senggangnya di sana selama ‘proses berlangsung’ dengan merokok, bersiul, atau bahkan membaca koran atau majalah di sana. Mungkin dari “penyalahgunaan fungsi” toilet itu, ada sesuatu yang muncul yang bisa membuat kita lebih maju selangkah minimal dalam meningkatkan taraf hidup kita. Tapi aku senang dengan paragraf terakhir dari artikel itu, yang menekankan untuk tidak terlalu lama di dalam toilet….. just think, you must know better what happen if you’ve got too long in there….

Untuk menyesuaikan kenyataan dengan keinginan memang diperlukan keberanian untuk melabrak semua yang tidak disukai di depan mata. Tapi tak semua orang bisa melakukannya, karena ujung-ujungnya yang keluar hanyalah keluhan berbalut kegelisahan di balik layar. Hal ini butuh suatu pengorbanan yang cukup besar untuk melakukannya. Coba pikirkan, apakah kita hidup sendiri sehingga kita harus melupakan semuanya hanya demi terwujudnya satu keinginan. Apakah tak ada orang yang lebih memikirkan keadaan kita lebih dari apa yang kita pikirkan tentang diri ini. Semua yang kita hadapi pasti ada solusinya, dan semua yang kita katakan penyesalan telah berada di situasi yang kita tidak inginkan pasti ada makna terselubung di dalamnya, tergantung bagaimana kita menggali dan menemukan makna itu.

Begitu banyak kata-kata sumbang yang coba menasehati dengan intisari kesinisan lebih berat dibandingkan dengan solusi yang kita inginkan. Jangan pernah menelan mentah-mentah petuah-petuah tong kosong itu sebelum menelaahnya lebih lanjut. Seperti kata Pram dalam Bumi Manusia, bahwa Adillah dulu engkau dalam berpikir baru engkau adil dalam bertindak. Kita harus punya solusi sendiri mengenai apa yang kita hadapi. Solusi itu harus punya dasar, dan dasar itu berakar dari apa yang telah kita pelajari dan kita lalui seiring waktu. Ambil dan terapkan dengan penuh akal sehat dan semoga kita menemukan apa yang kita inginkan.

No comments

Post a Comment

˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs