Recent Comments
Loading...
Recent Comments

The Girl with Tattoo On Her Thigh

05 April 2015

Karena Gambarnya Gak Ada, Gambarnya Pakai Poster Film Aja.

Hujan... adalah berkah ketika kemarau panjang melanda. Adalah berkah ketika gerah tak terkendali membasahi sekujur tubuh yang terbalut pakaian. Namun, hujan juga bisa menjadi penghalang bagi mereka yang ingin bepergian dan enggan menerobos hujan yang turunnya tidak begitu deras. Saya termasuk orang yang terhalang oleh hujan seperti ini pada suatu ketika.

Saat itu di sebuah minimarket. Tempat ini merupakan tempat yang kesekian kalinya saya berteduh dari hujan hari itu saat hendak menuju satu tempat yang jaraknya masih dalam hitungan ratusan meter. Hujannya begitu romantis saat itu. Deras tidak dan dikatakan gerimis juga tidak namun turunnya konstan dan tidak ada tanda-tanda kapan akan reda. Awan mendung terlihat merata di langit atas sana sejauh mata memandang 360 derajat.

Saya berdiri dengan penuh kesabaran di depan minimarket itu mengumpulkan keberanian untuk bisa menerobos hujan yang turun. Saya yakin kalau hari itu saya pasti akan basah kuyup saat tiba di tujuan. Sebelumnya, saya masuk ke dalam minimarket untuk membeli minuman yang bisa membuatku menikmatinya sambil berharap hujan segera reda.

Banyak juga yang berteduh dari hujan kala itu. Di seberang jalan di depanku, ada penjual mie ayam. Tempat itu sepertinya mendadak ramai. Si pemilik tentu akan bersyukur dengan datangnya hujan ini. Artinya, banyak orang yang berteduh di sana, menikmati bau nikmat mie ayamnya dan mungkin ada yang tiba-tiba saja kelaparan, langsung memilih untuk memesan mie ayam dan menikmatinya sembari menunggu hujan reda. Sedangkan saya, sepertinya cuma ada saya seorang yang berteduh menanti hujan reda di tempat saya berdiri.

Selagi menikmati minuman itu, datanglah sebuah mobil box yang kemudian parkir tidak jauh dari tempat saya berdiri. Dua orang kemudian turun dari mobil itu, dan langsung masuk ke dalam minimarket. Sehabis mereka berbincang-bincang dengan petugas minimarket, mereka pun keluar dari sana dan sepertinya akan melakukan bongkar muat isi di dalam mobil box. Mobil box itu berisi galon air dalam jumlah yang banyak. Saya tidak sampai iseng kurang kerjaan menghitung jumlah galonnya ada berapa. Lagi pula buat apa saya hitung?

Satu per satu galon pun diturunkan. Salah seorang dari mereka sepertinya sedang menghadapi hari yang berat. Terdengar olehku berbagai jenis keluhan. Namun, terkadang juga saya mendengar senandung mereka mencoba untuk menikmati pekerjaan mereka. Di sela-sela acara bongkar muat itu, dari jalan samping kiri minimarket, muncullah seorang perempuan muda berjalan gemulai dengan payung yang menaunginya dari hujan. Ia bergerak menuju ke arahku tapi sayangnya ia berhenti tidak di tempat saya berdiri, namun memilih untuk melewatiku dan mengambil jarak dariku untuk berteduh. Setelah itu, payungnya dilipat dan mulailah ia melakukan kesibukan yang biasa dilakukan oleh orang-orang kalau sedang sendiri dan bengong di tempat keramaian yakni memainkan hp.

Menyaksikan sosok perempuan ini, tiba-tiba saja saya merasa semua pasang mata yang ada di sekitarku saat itu tertuju ke arah perempuan ini, termasuk saya juga. Bukan karena mereka dan saya baru pertama kali melihat perempuan tetapi lebih karena penampilan perempuan ini. Pakaian atasannya biasa yakni berbalut sweater abu-abu, namun yang bikin luar biasa adalah bawahannya yang hanya mengenakan rok melambai-lambai (entah apa istilah tepatnya untuk nama rok satu ini) yang berwarna kuning dan memperlihatkan seperempat bagian paha putihnya dari dengkulnya. Dan yang bikin tambah makin luar biasa lagi, paha perempuan ini pun dihiasi tattoo. Entah gambar tattoo apa, namun kalau tebakanku tidak salah, tattoonya seperti gambar naga. Ini bisa saya tebak dari sebuah garis melengkung tattoonya yang saya pikir lebih menyerupai kumis naga. Biar ceritanya diperbuas, saya sebut saja tattoonya itu tattoo naga. Tattoo ini tidak hanya di satu paha saja, namun tercetak jelas di kedua paha perempuan ini. Melihat gelagaknya, sepertinya dia sedang menunggu temannya menjemputnya.

Kehadiran perempuan ini membuat waktu terasa berjalan lebih lambat dari sebelumnya. Bayangkan saja, dua orang yang sedang bongkar muat galon air di samping saya berdiri yang awalnya begitu ogah-ogahan memindahkan muatan dalam mobil box, tiba-tiba saja bersemangat bekerja namun terlihat seperti melakukan pekerjaan dengan slow motion. Mereka melakukan pekerjaannya sambil berbisik-bisik. Apalagi yang dibisikkan kalau bukan tentang perempuan ini. Dari dalam minimarket, saya masih bisa mendengar obrolan yang intinya membicarakan tentang perempuan yang pahanya bertattoo ini. Orang-orang yang sedang menikmati mie ayam di seberang jalan sana, mata mereka sesekali melirik ke arah wanita perempuan ini sambil mengunyah mie ayamnya dengan lambat. Mie ayam di mulut kalau bisa dipaksa untuk tidak tertelan dulu sebelum hancur lebur dikunyah. Sedangkan saya, hhmm... yang merasa serba salah akhirnya ikut-ikutan juga menikmati pemandangan ini sesekali. Saya berpikir, pemandangan seperti ini jarang-jarang terlihat langsung oleh mata saya. Yaa.. seperti kata Arie Keriting dalam sebuah acara di Indonesia Lawak Klub, ‘dilihat dosa, tidak dilihat mubazzir’. Hahahaha...

Sedangkan hujan, ahh.. saya yakin tak ada yang memikirkan tentang hujan saat itu. Malah mungkin ada yang berharap agar hujannya makin deras agar perempuan ini bisa berlama-lama berteduh di sana. Termasuk saya juga sepertinya.

Tingkah semua orang begitu cepat berubah ketika disuguhkan hal-hal baru di depannya. Perempuan berpakaian minimalis di keramaian sudah menjadi hal yang biasa di kota besar. Terkadang ada yang menganggapnya hal yang biasa, namun terkadang juga ada yang menganggapnya luar biasa. Namun, kalau semua orang tiba-tiba secara serentak menganggapnya luar biasa, itu sangat ‘keterlaluan’. Dan menurut saya, dari pemandangan ini, saya rasa yang membuatnya terkesan ‘keterlaluan’ adalah tattoo yang menempel di bagian tubuh perempuan yang bisa mengundang birahi lawan jenis yang memandangnya. Ini karena pemandangan seperti ini jarang terlihat. Tapi bagi mereka yang biasa menyaksikannya, kesan ‘keterlaluan’ nya itu tidak akan muncul. Bagi penggemarnya, tattoo itu adalah bagian dari seni. Bagian dari keindahan. Bagi yang bukan penggemar tattoo, mungkin akan bertanya-tanya keindahan macam apa yang ingin ditampilkan darinya?

Banyak kesan yang bisa timbul akibat tattto ini. Kesan kalau pemakainya itu adalah seorang preman, pemabuk, bengal dan berbagai hal-hal negatif lainnya. Itu kalau pemakainya seorang lelaki. Tapi, kalau pemakainya perempuan, apakah kesan seperti harus dikenakan juga terhadapnya? Ini yang terkadang menjadi tanda tanya besar bagi saya ketika melihat perempuan yang bertatto. Saat ini justru kesan preman atau pemabuk dan semacamnya perlahan mulai luntur. Kesan itu berganti menjadi sebuah seni. Kalau ditelusuri di google, banyak bahasa yang bisa dilahirkan dari sebuah tattoo yang tercetak di bagian tubuh. Ini menjadi semacam pembelaan bagi yang bertattoo apabila ada yang mencapnya negatif dan menjadi semacam pembenaran kalau bertattoo itu baik-baik saja. Dan terkadang saya berpikir atas nama Seni, batas baik dan buruk itu begitu samar.

Ada sekitar 10 menit perempuan ini berdiri di sana ketika temannya yang seorang lelaki datang menjemput beliau dengan motor. Mata-mata liar yang berkeliaran tak henti-hentinya tetap mencuri-curi pandang ke arah beliau. Setelah berbasa-basi sebentar dengan temannya ini, akhirnya perempuan ini pun meninggalkan tempat berdirinya untuk ikut temannya. Namun, perempuan ini pun kembali bikin heboh ketika ia menaiki motor. Tanpa peduli sedikitpun dengan orang di sekitarnya, ia pun menaiki motor layaknya ia sedang menunggang kuda yakni kakinya dikangkangin. Dan parahnya lagi, cara mengangkanginnya itu tepat berada di depan saya tempat saya berdiri. Pemandangan di depan saya tiba-tiba buyar menjadi putih dalam sekejap. Tapi hanya sekejap saja, namun bias warna putihnya itu tetap menempel di pikiran. Entah kapan bisa hilang. Bahkan sampai menulis inipun bias warna putih itu masih tetap ada.

Sedangkan hujan,.. ahhh kapan-kapan lagi kita bercerita tentang hujan.

Source Pic: Random Taken From Google

3 comments

Reply Delete

baru beberapa waktu lalu saya studi kecil2an tentang tatto..dimana makna dan citra tatto sudah mengalami pergeseran waktu demi waktu... dalam salah satu hadits, baginda Rasul melarang dan melaknat para perempuan yang merajah bagian tubuhnya...
aniwei, ga sempet ambil gambarnya kang? #dilempargalon

Reply Delete

Ciyeeee,.. yang punya tongkrongan baruuuu :p

Reply Delete

Hai..., benar ini rumah si hening? 👅👅👅

Post a Comment

˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs