Recent Comments
Loading...
Recent Comments

Ufuk Fajar Di Ujung Senja

03 February 2013

Senja di Gunung
Ada batas yang menanti perjalanan
Ketika tersadar oleh kelelahan dan kesuntukan
Angan pun muncul terbangun karena lamunan
Senja punya keindahan yang ditawarkan kenyataan
Kian lapuk termakan waktu
Di mana langkah enggan untuk menapak kembali

Iri sang awan dipaksa pergi hembusan angin
Tak terarah namun menjelajahi segala ruang
Apakah ia merasakan hampa?
Tak berarti dan tak berpendirian
Satu sebab karena ketidaktahuan
Lahirkan sikap sinis berteman pesimis

Langit masih menghamparkan birunya
Pelangi pun masih ceria dengan warna-warninya
Tanah masih berdebu tak tersiram gerimis
Masih tersisakah rindu untuk bersamamu
Dalam siksaan godaan yang kian pekat
Aku hanya ingin ikhlas hadapi dan menerima semua
Mensyukuri apa yang ada

12 comments

Reply Delete

aku suka bagian terakhirnya, seperti kepasrahan yang begitu tulus... :)

Reply Delete

hening yang pekat itu termasuk fase damai

Reply Delete

terima kasih sudah menyukainya... :)

Reply Delete

Iya, bener... Saya gak salah tulis...

Reply Delete

gk tau mau komen apa.., puisi itu terkadang maknanya hny dipahami olh penulis sendiri.. *smile

Reply Delete

klo disruh milih antara hening dan diam, bakal pilih apa?

Reply Delete

Sekarang sih lagi milih dan merasakan dua-duanya... :D

Reply Delete

emang benar sih penulis sendiri yang bisa merasakan yang sebenarnya, tetapi terkadang juga pembaca bisa berandai-andai berperan sebagai penulis di dalamnya kalau mau... :)

Post a Comment

˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs