Mungkin ini hanyalah ungkapan sinis atau semacam penilaian yang kurang ajar pada sesuatu. Tujuannya juga mungkin cuma untuk menghibur langkah yang lelah, menghibur mata yang bosan menyaksikan pemandangan yang monoton ataupun menghibur telinga yang selalu pekak dengan suara yang sama.
Seperti membaca sebuah tulisan. Mereka yang membaca sebuah tulisan dan membiarkannya lewat bagai angin lalu, kita bisa menganggapnya sebagai seorang yang mau dijerat dengan sebuah pikatan dari penulisnya. Apakah ia luput dari pikatan itu? Dalam sikap bisa dikatakan luput, tetapi secara pikiran ia terjerat. Sedangkan mereka yang memberikan penilaian dan pendapatnya, ia mencoba memikat penulisnya yang mungkin dengan harapan penulisnya akan terpikat padanya.
Dari sisi pembuat tulisan itu sendiri, si penulis itu ibarat seorang pemancing ikan. Ia melemparkan kail dengan umpan yang menggiurkan dan berharap ikan-ikan pada berdatangan dan mencicipi umpan itu. Yang harus ia lakukan hanyalah menunggu mereka pada berdatangan.
Sederhananya aktivitas ini bisa dikatakan sebagai sebuah interaksi yang saling menjerat. Tak hanya dalam ranah rayu-merayu yang bisa membuat kita gelepak-gelepek seperti ikan yang terkapar di jalanan yang merindukan air. Sepertinya semua aktivitas interaksi itu seperti itu adanya.
Dan bagaimana dengan aktivitas lainnya? Lalu bagaimana jika itu semua cuma ajang untuk memperlihatkan kemampuannya berkelit biar tidak terlihat goblok di hadapan orang yang menyaksikannya?
Seperti membaca sebuah tulisan. Mereka yang membaca sebuah tulisan dan membiarkannya lewat bagai angin lalu, kita bisa menganggapnya sebagai seorang yang mau dijerat dengan sebuah pikatan dari penulisnya. Apakah ia luput dari pikatan itu? Dalam sikap bisa dikatakan luput, tetapi secara pikiran ia terjerat. Sedangkan mereka yang memberikan penilaian dan pendapatnya, ia mencoba memikat penulisnya yang mungkin dengan harapan penulisnya akan terpikat padanya.
Dari sisi pembuat tulisan itu sendiri, si penulis itu ibarat seorang pemancing ikan. Ia melemparkan kail dengan umpan yang menggiurkan dan berharap ikan-ikan pada berdatangan dan mencicipi umpan itu. Yang harus ia lakukan hanyalah menunggu mereka pada berdatangan.
Sederhananya aktivitas ini bisa dikatakan sebagai sebuah interaksi yang saling menjerat. Tak hanya dalam ranah rayu-merayu yang bisa membuat kita gelepak-gelepek seperti ikan yang terkapar di jalanan yang merindukan air. Sepertinya semua aktivitas interaksi itu seperti itu adanya.
Dan bagaimana dengan aktivitas lainnya? Lalu bagaimana jika itu semua cuma ajang untuk memperlihatkan kemampuannya berkelit biar tidak terlihat goblok di hadapan orang yang menyaksikannya?
No comments
Post a Comment
˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs