Recent Comments
Loading...
Recent Comments

Manusia Berbisa

26 December 2012

bisa manusia

Ada seorang bijak yang senang mengembara dari lembah ke lembah, kampung ke kampung, menelusuri pojokan tiap wilayahnya dengan obor di tangan, siang dan malam. Ada seorang pemuda yang bertanya padanya, "Apa yang sedang anda cari?" Orang bijak itu menjawab, "Saya sedang mencari manusia." Pemuda itu pun dengan spontan menjawab, "Gila!!!" Dalam perjalanannya pulang, pemuda itu merenungi jawaban orang bijak tadi dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri, "Pantaskah saya mengaku manusia?"

Apa arti dari nama 'manusia' itu sebenarnya? Jika pengertian itu yang bisa membedakan dengan makhluk lain dalam hal wujud, nama itu pantas disematkan pada makhluk yang berharap disebut manusia. Lalu bagaimana dengan sifat makhluk itu sendiri?

Terkadang kita mendengar sebuah celetukan pendapat atas sebuah situasi 'ah... Manusiawi....'. Persetujuan 'manusiawi' itu berasal dari kesepakatan-kesepakatan di antara manusia itu sendiri. Ini terbentuk secara tidak langsung atau sebelumnya telah mengalami sebuah proses yang bisa saja butuh waktu yang lama untuk bisa disebut sebagai kesepakatan. Bisa saja kesepakatan yang dikatakan 'manusiawi' itu, sebelumnya adalah hal yang tabu, hal yang memalukan untuk diperbuat, tetapi seiring waktu berjalan, hal itu menjadi sebuah kebiasaan karena banyak yang melakukannya. Kebiasaan ini yang secara tidak langsung berwujud sebagai sebuah kesepakatan yang dikenal dengan istilah 'manusiawi'.

Kalau sebuah kebiasaan berakar dari sesuatu yang baik, tentu tak akan jadi sebuah masalah. Tetapi kalau sebaliknya, sebuah kebiasaan berakar dari hal yang buruk seperti hal yang tabu tadi misalnya, tentunya akan jadi sebuah masalah bagi yang bisa membedakan baik dan buruk. Sepertinya cuma makhluk yang bernama manusia yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk yakni dengan memaksimalkan karunia akal yang diberikan padanya. Saya rasa di sekeliling kita banyak hal yang dulunya tak pantas dikatakan manusiawi, namun sekarang bisa dikatakan manusiawi.

Seorang kawan pernah bertanya pada saya, 'kenapa mencuri itu dilarang?' Sebuah pertanyaan sederhana, tetapi saya tidak tahu jawabannya. Sebagai sebuah gambaran, kita sering mendengar berita seorang maling ayam ataupun pencopet dihajar massa atau ditangkap aparat di layar kaca. Tetapi kenapa seorang maling atau pencopet harus diperlakukan seperti itu? Lalu kawan itu pun menjawab, 'mencuri itu dilarang karena ada atau banyak yang terganggu dengan kegiatan mencuri itu' Saya tidak tahu jawaban itu adalah sebuah gurauan atau bukan, tetapi sebagai sebuah jawaban rasanya masuk akal juga. Bayangkan kalau mencuri itu seiring berjalannya waktu menjadi hal yang lumrah atau bisa disebut sebagai sebuah hal yang manusiawi, tentunya tak akan ada yang merasa terganggu akan kegiatan mencuri itu. Tak akan ada seorang pelaku pencuri yang akan dihakimi massa ataupun ditangkap oleh aparat.

Apakah makhluk seperti ini bisa dikatakan manusia? Makhluk yang berasal dari produk sebuah kesepakatan yang dulunya tak pantas dilabeli 'manusiawi'. Lalu bagaimana dengan apa yang dicari seorang bijak di atas? Pantaskah kita mengaku kalau kita lah yang dicari beliau yakni seorang manusia? Kalau memang kita memaksa mengaku sebagai manusia, saya rasa ada baiknya kita bercermin dan bertanya, 'apakah kita ini termasuk jenis manusia berbisa atau bukan?'

Source Pic: random from google

10 comments

Reply Delete

Manusia adalah makhluk yang luar biasa kompleks dan merupakan paduan mahkluk material dan spiritual, secara material manusia memiliki bentuk yang sempurna secara spritual manusia memiliki akal, budi dan kecerdasan lainnya yang ndak dimiliki oleh makhluk lain di muka bumi ini.

Agama merupakan salah satu bukti kelebihan manusia dibanding makhluk lain , aturan baik atau buruk, perintah maupun larangan itu telah ada dalam kitab suci semua agama, kalo kita tetap berpegang teguh pada nilai-nilai ajaran agama dan nilai moral di masyarakat, tentunya kita akan secara konsisten menerapkan perintah dan larangan itu, kita ndak akan terpengaruh penilaian manusia lain tentang apa yang dianggap tabu dan dilarang itu bisa menjadi sesuatu yang lumrah dan manusiawi.

Reply Delete

Saya juga merasa kurang yakin, layak kah saya disebut manusia bila mengenang perbuatan saya yg lebih sering selayaknya bin*t*n&

Tapi yaa... mungkin memang itulah sifat wujud manusia, yg diciptakan dengan kesempurnaan yg tidak dimiliki oleh iblis maupun malaikat. Memiliki nafsu dan kodrat irodat. Serta memiliki tugas untuk menyeimbangkan keduanya. Mungkin :)

Reply Delete

Secara definisi manusia memang begitu adanya seperti penjelasannya, tetapi sifat yang sering terdengar lewat kata 'manusiawi', sepertinya tidak begitu.

Kalau masalah agama, saya yakin satu hal kalau manusia itu merupakan makhluk yang susah diatur apalagi mengatur dirinya sendiri alias maunya semau dia sendiri, sehingga agama ada itu untuk mengikat manusia melalui aturan-aturan dalam ajarannya. Namun, dalam pelaksanaannya terkadang sebgaian manusia menjadikan hal ini semacam hal sepele untuk dilanggar. Sekali dilanggar tanpa ada ganjaran, pada saat itu pelanggaran itu akan dilakukan lagi dan lagi, hingga pada saat-saat tertentu, pelanggaran itu akan terasa samar kalau itu pelanggaran, dan lama-kelamaan itu akan menjadi sesuatu yang manusiawi.

Reply Delete

Mungkin kesimpulannya, siapa sih yang gak pernah berbuat kesalahan? Bahkan manusia yang paling suci sekalipun tak luput dari kesalahan.

Oh iya, tentang tulisan "bin*t*n&", kenapa gak ditulis "binatang" aja bro? :D Memang sepintas yang tertulis bukan "binatang", tetapi yang terbaca sudah pasti "binatang" :))

Reply Delete

Andaikata seorang pencuri melakukan aksi mencuri-nya dengan menggunakan nurani, pasti dia gak jadi nyuri, karena ia merasa hal yg merugikan orang laen tuh tidak layak untuk dilakukan. Jadi mungkin, sisi 'kemanusiaan' seorang manusia itu terletak dalam nurani. #sotoy:D hehe

Eh ya, ditunggu follbacknya mas.. hehe:D

Reply Delete

human is not an angel (sebaik-bainya manusia masih ada malaikat yg lebih baik lagi)
human is not a devil (buat mengingatkan, sejahat-jahatnya manusia, masih ada setan yang lebih jahat lagi)
manusia berbisa (sebisa-bisanya manusia, masih ada ular yang lebih berbisa. #eh?)

jd, yah, siapa mausia?

Reply Delete

Mencuri dengan nurani....istilah ini kayanya harus dibaca sama Robin Hood ama Si Pitung... :))

Reply Delete

Bukan malaikat, bukan setan, bukan juga ular, tetapi manusia bisa menjadi salah satu dari mereka suatu saat. Jadi, manusia itu makhluk jadi-jadian donk?? :D

Reply Delete

sam, manusia itu rumit ya. btw, aku boleh nggak minta tolong?

Reply Delete

Iya juga sih... rumitnya manusia itu manusiawi.

Apa yang bisa saya bantu??

Post a Comment

˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs