Recent Comments
Loading...
Recent Comments

Pasang Surut Kehidupan

16 July 2011


Semua yang kita rasakan tentang kehidupan mengalami proses pasang surutnya sendiri. Ada tawa yang berubah menjadi tangis, ada tangis yang berubah menjadi tawa. Ada keramaian yang berubah menjadi keheningan dan ada keheningan yang berubah menjadi keramaian. Ada suka yang berubah menjadi benci dan ada benci yang berubah menjadi suka. Bahkan alam sekitar kita pun dapat kita rasakan sendiri mengalami hal yang sama, seperti pergantian siang dan malam serta fenomena pasang surut air laut.

Tak selamanya hari yang kita lalui itu dinaungi oleh cuaca cerah. Ada hujan, badai, mendung, panas dan dingin yang sering melingkupinya. Kita hanya mencoba berusaha beradaptasi dengannya, dan bagaimana kesemuanya bisa kita lalui dengan baik.

Menurutmu, adakah sesuatu yang berjalan stabil di dunia ini, sehingga dengan kestabilannya kita bisa merasa nyaman berada di dalamnya? Kalaupun ada yang bilang iya, menurutku orang itu tak butuh tantangan lagi dalam menjalani hidupnya, tak butuh rintangan lagi untuk membuatnya menjadi lebih kuat dalam mengarungi derasnya kehidupan ini. Hidup dengan rasa yang sama tentunya akan membuat hidup itu terasa hambar dan membosankan kalau dijalani dengan kondisi yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Seperti halnya makanan, kita pasti punya makanan favorit dalam benak kita, tetapi ketika hal itu disajikan terus menerus tiap hari dan membiarkan diri ini menyantapnya terus menerus, tentunya akan membuat kita bosan juga terhadap hal itu. Tetapi bukan berarti kebosanan itu bisa membuat rasa suka kita terhadap hal itu berkurang. Inilah sebuah titik jenuh kehidupan ketika kita berada dalam kondisi ini. Rasa yang terus menerus kita rasakan, yang awalnya buat kita terus bersemangat menjalani kehidupan ini, hingga pada titik tertentu rasa itu berubah menjadi sebuah kejenuhan, yang akhirnya membuat semangat itu pun meredup dalam mengecapnya.

Kita tak perlu berkecil hati dengan rasa seperti itu, karena sejatinya kita harus yakin bahwa dualisme kehidupan itu pasti ada. Kalau ada titik yang dinamakan sebagai titik jenuh yang kita rasakan, berarti suatu saat nanti bakalan ada titik balik dari kejenuhan itu. Titik balik di mana kesukaan akan sesuatu yang awalnya indah berubah menjadi kejenuhan akan menjadi sebuah kerinduan akan sesuatu itu. Tak hanya sebuah kerinduan yang kita impikan, tapi kenyataan akan kerinduan itu berharap bisa menjadi nyata suatu saat kelak. Kita hanya butuh sebuah kesabaran dalam mengarunginya hingga mewujudkannya menjadi sebuah kenyataan.

Kita pun tahu bahwa hanya waktu yang berjalan konstan ketika kita tak melibatkan diri di dalamnya. Namun, ketika kita melibatkan diri di dalamnya, kesabaran kita hanya akan diuji olehnya.

24 comments

Reply Delete

Aku tersadar..dan sekaligus tersandar membaca membaca postingnaya...mantap buanget..thank's ya

Reply Delete

mantap...sangat menginspirasi...
semoga qta dapat memaknai semua perjalanan hidup kita baik suka maupun duka...

keep blogging..

Reply Delete

sesungguhnya indahnya kebahagiaan baru dapat kita rasakan ketika kita kehilangan...., indahnya kebersamaan baru bisa kita rasakan ketika kita ditinggalkan, dan indahnya kecukupan baru kita rasakan saat kita kekurangan....

Reply Delete

pencerahan di saat-saat kejenuhan mendera hati...

Reply Delete

klo versi sya, hidup itu seperti sebuah sepeda.
untuk bisa seimbang, qt harus terus brgerak, tidak peduli bertemu pendakian setinggi apapun, bahkan turunan yg berujung kubangan lumpur, harus tetap berusaha. tetap bergerak, agar ia tetap seimbang dan tak jatuh.

keren dah postnya. i like this full.. :D

Reply Delete

Benar, khidupn sma halnya
sprti sisi kping mata uang
dua sisi nmun satu ksatuan.
slam knal, sya ikut follow ya

Reply Delete

grafik konstan ya, sam? saya rasa hidup memang membutuhkan percepatan :)

Reply Delete

banyak yang bilang kalau pantai itu penggambaran sederhana dari suatu kehidupan. tapi aku baru tau, ternyata tidak hanya ombak, karena pasang surut air lautpun juga termasuk penggambaran itu.

kejenuhan. rasanya cukup erat kaitannya dengan zona nyaman yang sedikit-demi sedikit kita ciptakan disekitar kita. saat-saat untuk mencapai itu merupakan sesuatu yang menyenangkan (dan menantang pastinya). namun sayangnya, tidak semua zona nyaman akan membuat kita terus menerus merasa nyaman. ada kalanya kita harus keluar dari zona nyaman tersebut, untuk membuat zona baru, yang lebih luas, yang lebih besar, dan mungkin yang lebih menyamankan kita. begitulah seterusnya. ahhh,. jadi nyambungnya ke salah satu fitrah manusia yang gak pernah puas :)

Reply Delete

Kalau ada titik yang dinamakan sebagai titik jenuh yang kita rasakan, berarti suatu saat nanti bakalan ada titik balik dari kejenuhan itu..

*menanti titik balik kejenuhan.. -__-"

Reply Delete

Seperti bumi yang membutuhkan keseimbangan dalam berputar. Jika tidak seimbang, maka jelaslah para penghuninya akan jatuh ke planet lain. Begitupun dengan manusia yang hidup di bumi ini, membutuhkan keseimbangan dalam menjalani pasang surut kehidupan.(Nyambung gak sob ??)

Artikel yang mantab & bermanfaat !
Terimakasih kunjungannya.. Salam bloofers ^^

Reply Delete

aku suka postingannya :)
bagus !!
keep posting ya kawan ..
jangan lupa jalan jalanke blog aku..
aku tunggu kehadirannya..

Fanny Rahmatina Rahim

Salam Bloofers...

Reply Delete

sama-sama, semoga bermanfaat yaa...:)

Reply Delete

Sudah selayaknya kita harus memaknai setiap perjalanan hidup kita, bukan begitu kawan?? :)

Reply Delete

terima kasih atas pencerahan dalam komentarnya...aku jadi teringat akan sebuah kalimat kontras, "Puncak kebahagiaan itu adalah tangis dan puncak kesedihan itu adalah tawa" :)

Reply Delete

kejenuhan yang dilawan dengan keluhan akan meningkatkan kejenuhan itu sendiri... Syukurlah kalo postingan ala kadarnya ini bisa menjadi sebuah pencerahan... :)

Reply Delete

Kita punya persepsi masing2 tentang hidup. Btw, Sepedanya boleh aku pinjam gaa??? :D

Reply Delete

dua sisi, dan kita pun pasti pernah berada di kedua sisi tersebut silih berganti... Btw, salam kenal juga yaaaaaaa..... jangan kapok bertandang ke sini.. :)

Reply Delete

Iya.. grafik konstan yang dengan kekonstanannya akan membawa grafik itu melewati sebuah titik jenuh dan sebuah titik balik jenuh pada masa yang berbeda... Menurutku juga bukan hanya percepatan yang dibutuhkan oleh hidup itu, tetap perlambatan juga sepertinya dibutuhkan, dan semuanya tergantung dari jenis medan yang dilalui oleh jalur hidup itu sendiri.. :)

Reply Delete

saya kira banyak hal yang bisa dijadikan penggambaran dari kehidupan.. Iyaa, saya sepakat dengan kamu, kalo manusia tuh memang ga pernah puas, cuma terkadang kita ga menyadarinya ketika kita sering melontarkan keluhan demi keluhan kehidupan.. andai kita bisa menyadarinya setiap saat.. mungkin yang namanya keluhan itu takkan pernah lahirr.... :)

Reply Delete

Jangan menanti ajaaa.. tapi dijalani biar bisa nyampe ke titik balik jenuh itu...

Reply Delete

Sangat nyambung sekali bro dan nambah lagi pencerahannya tentang keseimbangan dalam menjalani pasang surut kehidupan. Ibaratnya yang Terbayang justru orang yang sedang surfing di pantai, ketika si surfer ga bisa menjaga keseimbangan melawan gerak naik turun sang ombak ia justru akan jatuh dari papan surfingnya.. Terima kasih yaaa sudah menjejakkan diri di sini... jangan kapok bertandang yaaaa...:)

Reply Delete

terima kasih yaaa sudah menjejakkan diri disini... sering-sering datang dimari bercengkrama bersama heningku... iyaaa kapan-kapan main ke sana yaaaa.... dan salam bloofer juga..:)

Reply Delete

entah kenapa aku tetap merasa keluhan itu perlu. agar manusia tetap tampak selayaknya manusia, bukan malaikat yang tanpa keinginan apapun :)

Reply Delete

emang keluhan itu pasti ada dalam diri tiap manusia :).... saya jawabnya kan cuma berandai-andai saja kalo kita menyadarinyaa dan namanya juga "mungkin", jadi belum tentu ga ada sama sekali kan....:P

Post a Comment

˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs