Recent Comments
Loading...
Recent Comments

Kado Nuzulul Qur'an Tahun Ini

20 August 2011


Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Qur'an, 27:88)

Coba perhatikan, ketika kita sedang masak air dalam panci di atas kompor, bagian pertama kali yang merasakan panas dari panci itu adalah bagian bawahnya, yang kemudian panas itu akan merambat terus ke atas hingga mencapai permukaan atas dari air itu. Dari sini akan timbul semacam arus konveksi yang terus berputar di dalam air itu. Akibat adanya arus konveksi ini, uap air yang bergerak ke atas pun akan ditimbulkan akibat aktivitas ini. Nah sekarang, ketika kita meletakkan sebuah kertas di atasnya, kertas itu tak akan diam di atasnya, melainkan ia akan bergerak ke mana arus yang dihasilkan oleh aktivitas sebelumnya membawanya.

Setidaknya itulah penggambaran singkat dari gerak awan yang sebenarnya dari aktivitas memasak air. Bumi di mana kita hidup ini mempunyai inti yang aktivitasnya terus memberikan panas ke permukaannya. Akibat proses pemanasan ini, terjadi pembentukan uap air yang akan bergerak ke atas akibat arus konveksi yang ditimbulkan di atas permukaan bumi, yang hingga mencapai ketinggian tertentu akan berkumpul menjadi satu pada satu lapisan bumi. Di lapisan ini, kumpulan uap air itu membentuk sesuatu yang kita namakan awan. Akibat adanya arus tadi, kumpulan awan ini tak diam di tempat di mana mereka berkumpul, melainkan bergerak ke arah sesuai dengan kekuatan arus yang ditimbulkan oleh aktivitas pemanasan ini.

Seperti halnya awan, gunung-gunung pun seperti itu. Gerak gunung-gunung pun awalnya berasal dari pergerakan kerak bumi. Kerak bumi ini sebenarnya mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Seorang Ilmuwan Jerman pada awal abad ke-20 yang bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi pada awalnya menyatu, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda hingga akhirnya terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi. Benua ini dinamakan Pangaea, dan diyakini kalau daratan ini terletak di kutub selatan.

Kerak dan bagian terluar dari magma terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut sebagai lempengan. Lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi dan membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan lempengan-lempengan pada permukaan bumi ini ada yang saling bertumbukan satu sama lain. Pertumbukan lempengan yang menghasilkan gerak ke atas lah yang menyebabkan terbentuklah gunung-gunung yang menjulang tinggi. Seperti daratan India yang dahulunya menyatu dengan benua Afrika, dan karena adanya pergerakan lempeng itu, ia terus bergerak dan memisah dari benua Afrika, hingga akhirnya bertumbukan dengan lempengan yang di daratan Asia. Karena proses ini, terbentuklah gunung himalaya, dan tentunya proses ini pun memakan waktu yang cukup lama hingga bisa terbentuk sebuah gunung seperti Himalaya yang sekarang ini. Aktivitas pergerakan lempeng ini masih terus terjadi sampai sekarang ini, sehingga gunung-gunung yang terbentuk pun masih terus bertambah tinggi dengan kecepatan 1 hingga 7 cm tiap tahunnya.  Tak hanya di India saja, di daerah Indonesia pun terjadi juga hal yang demikian. Daratan Australia dan Pulau Timor pun berada dalam satu garis lempengan. Lempengan ini pun bergerak bertumbukan dengan lempengan di mana pulau Papua berada. Pergerkan lempengan ini yang menyebabkan terbentuknya gunung Jayawijaya seperti yang ada sekarang ini.

Selain aksi pertumbukan lempengan yang bergerak ke atas, ada juga pertumbukan lempengan yang bergerak ke bawah.  Pertumbukan yang bergerak ke bawah ini adalah lempeng samudera dan biasanya banyak terjadi pada daerah kepulauan seperti Indonesia. Pergerakan ke bawah ini, akan mengakibatkan sebuah gesekan terhadap magma di bawah kerak bumi. Magma yang sifatnya lebih rapat akan merangsek ke atas akibat gesekan ini. Inilah cikal bakal terbentuknya gunung berapi. Di Indonesia, hal ini terjadi di sepanjang garis lempengan Sumatera dan jawa.

Cuma satu ayat yang disebutkan malam itu, namun ayat itu mampu membuatku terus berpikir dan berpikir tentang alam semesta ini. Setidaknya itulah yang bisa saya gambarkan dari apa yang saya dengar dari peringatan Nuzulul Qur'an yang saya hadiri malam itu. Tak seperti Nuzulul Qur'an sebelum-sebelumnya yang lebih menekankan pada renungan waktu turunnya Al Qur'an itu pertama kali, tentang perintah Iqra ataupun tentang keistimewaan malam yang serupa dengan seribu bulan padanya, malam itu acara Nuzulul Qur'an lebih menekankan pada sampai dimanakah akal ini tunduk pada kebenaran yang dikandungnya. Kita dibawa untuk menyimak dan mengembarakan akal ini untuk berpikir, membenarkan dan menerima Al-Qur'an itu secara logis, karena zaman sekarang ini lebih mementingkan sesuatu yang bersifat logis untuk diterima ketimbang sesuatu yang bersifat tidak logis.

Intinya, berangkat dari ayat Al-Qur'an Surah An-Naml ayat 88, semua penjelasan di atas hadir. Sebuah ayat yang dikemukakan oleh Seorang yang buta huruf, yang tak pernah mengenyam yang namanya pendidikan formal sama sekali sekitar 1400 tahun silam, mampu dibuktikan oleh ilmu pengetahun zaman sekarang ini. Betapa anehnya kalau kita menganggap bahwa itu hanya sebuah perkataan belaka tanpa dasar sama sekali. Dan kalau dipikir-pikir tak mungkin Seorang yang buta huruf mampu berkata seperti itu, tentunya Ada Sesuatu Yang Maha Tahu yang membisikkan kalimat itu kepadanya. Kita harus meyakini hal itu.

Ada satu hal lagi yang ditekankan dari peringatan Nuzulul Qur'an waktu itu, bahwa Al-Qur'an yang diturunkan 1400 tahun silam, sampai sekarang masih terjaga keasliannya. Coba kita bertanya-tanya pada diri ini, adakah sebuah buku yang dengan umur segitu mampu terjaga keasliannya sampai sekarang ini tanpa melalui revisi sama sekali?? Dalam benakku, aku pun berkata tidak ada. Maka, masihkah kita akan mengabaiakannya?? Kita pun ditantang oleh Sang Penulisnya untuk membuat hal yang seperti itu, dan seperti sebuah olok-olokan buat kita manusia yang ada di muka bumi ini bahwa andaikan semua ranting pohon yang ada di dunia ini dijadikan pena serta air lautan pun dijadikan tinta untuk menuliskan sesuatu semisal dengan Al-Qur'an itu pun, kita tak akan sanggup untuk melakukannya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Jadi, sebagai manusia, apalagi yang harus kita sombongkan di dunia ini kalau segala sesuatu yang ada di dunia ini ternyata berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya juga...

16 comments

Reply Delete

Pangaea sam, Pangaea...itu juga ada dalam Al-Quran

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al-Anbiya:30)

Allahuakbar....

Reply Delete

maksud berjalan disitu mungkin bekerja kali ya..? kasat mata kan gunung gak jalan :D tapi kalo surat Al-qomar ayat 1 itu memang terbukti secara ilmiah, bahwa 14 Abad yang lalu Rasulullah Muhammad SAW pernah membelah bulan dan bekasnya memang ada, di buktiin sama neil amstrong dan pakar geologi antariksa..
aduh.. komenku nyambung nggak ya sama judul..? :D

Reply Delete

Bunyi ayat semata tak ada artinya. Kebenaran suatu ayat bukan terletak pada kepercayaan, tetapi pada pengalaman mempraktikannya.

mindgame yg hebat bro !

Reply Delete

masalah logis atau tidak logisnya suatu pemikiran tentang Al-Qur'an. berangkat dari pola pemikiran seorang individu dan juga berkaitan dg lingkungan tempat tinggal individu tersebut...

zaman sekarang yg telah mengarah ke neo-liberalisame pun mempunyai dampak yg lumayan mempengaruhi pemikiran masyarakat islam terhadap arti Al-Qur'an itu sendiri. sehingga sekarang tak heran banyak bermunculan paham islam liberal hasil dari cuci otak kaum barat.....yg menganggap isi Al-Qur'an sudah tidak sesuai dg zaman sekarang, sehingga perlu di ubah untuk menyesuaikannya.......

dan hal tersebut adalah segelintir doktrin yg hadir di tengah masyarakat kita..

Reply Delete

fotonya.. dari jembangan ya??? persis dengan yang aku ambil pakek hape dulu *dan hapenya skarang uda ilang :(

Reply Delete

‎''Bacalah Al-Qur'an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafaat kepada pembacanya.'' (HR. Muslim)
nice post.. ^_^*merenung*

Reply Delete

Iyaa.... dari sana... Foto kaya gini mah banyak samanya kalo searching Mahameru di google, tapi kalo foto yang ini dijamin asli pas saya ke sana.. hahahha... mungkin karena Jembangan merupakan spot yang bagus buat ngambil gambar nih gunung....

Reply Delete

Awan pun tak berjalan seperti arti harfiah dari 'berjalan" itu... Aku lebih suka mendengar arti dari "berjalan' di sana dengan "bergerak, beraktivitas ataupun tak diam"... karena ada aktivitas 'berjalan' yang mata kita tak bisa melihatnya sebagai gerakan..

Tentang Surah Al-Qomar, itu juga salah satu bukti kebenaran cerita 14 abad yang lalu oleh Seorang yang buta huruf yang ditemukan pada jaman sekarang ini...

Reply Delete

oh begitu yaa.... maksud mempraktikkan itu apa sih??? apa begitu
mendengar atau dibaca terus langsung dipraktikkan???? terus apa bedanya
kalo ngeliat racun yang disangka makanan terus langsung ditelan???

this is a mindgame for you... not for me.... because you decide by yourself, bro :)

Reply Delete

nmun trkadang kita mngetahui kbenaran dri ksalahan,..
sdikit cerita, sya prnh bgitu candu pd miras.. telah bnyk mulut srta bku2 bcaan yg mmperingatkn sya ttg bhyany mnuman trsebut, tak dpt mnghentikn sya.. Alhamdulillah.. sya dpt brhenti stlh mndpt rsa skit dri rcun itu..

bgitupun soal bca mmbca.. slah stu ayat Al-Qur'an mnyatakan, 'kberadaan Tuhan lbih dkat dri urat lher kita'.. & sya bru dpt mmprcyai ayat trsebut ktika sya brjalan sndirian dlm sbuah hutan.. tiada seonggok mnusiapun yg sya jumpai dsana.. dstulah sya mrsakan kdekatan Tuhan.. dmn Tuhan telah mnuntun sya kluar dri hutan trsebut.. barangkali ya, sprti slah stu cetusan Ali Hasan poetra Resibungsu, bhwa 'agama bknlah teori u/ di hfal, ttapi hrus dilalui..

Reply Delete

Mengetahui kebenaran dari kesalahan bisa terjadi kalo kita menyadari, dan tidak selamanya kita ingin melakukan kesalahan untuk mengetahui kebenaran kan?? Makanya munurutku harus ada prinsip kehati-hatian dalam proses 'mempraktikkan' ini. Prinsip ini yang saya disebut sebagai berpikir (dalam hal ini aksi setelah membaca, ga harus langsung terjun mempraktikkan membabi buta apa yang kita baca), mempertimbangkan segala sesuatu itu, selanjutnya terserah orang yang mempertimbangkan dan berpikir itu..

"Agama bukanlah teori untuk dihafal, tetapi harus dilalui"... Proses "membaca" harus dilalui dulu sebelum melalui tahapan "dihafal" dan "dilalui"... setidaknya menambah bekal ilmu dalam diri kita sebelum terjun mempraktikkannya...

kembali ke awal ke pernyataan "bunyi ayat semata tak ada artinya"... menurutku itu pernyataan terburuk, tetapi lebih terburuk lagi, kalo ayat itu tak pernah berbunyi sama sekali, alias dilupakan sama sekali, seperti yang pernah saya singgung di postingan

Reply Delete

Perang pemikiran sekarang memang intinya sedang berkiblat ke barat... jangan kan kita yang awam, mereka yang terpelajar pun yang mempunyai pemahaman Al-Qur'an lebih baik bisa terkontaminasi karena mencoba mencapuradukkan dengan kiblat tersebut... Yang seharusnya ada adalah pemikiran kita yang harus sesuai dengan Al-Qur'an, bukan sebaliknya... Al-Qur'an itu luas pemaknaannya dan tak semua orang bisa dengan bebas memaknainya, makanya tidak heran jika Islam itu terbagi ke dalam 4 Mahzab besar, karena masing2 mengklaim dirinya benar dalam memaknainya... Intinya, selama kita masih berpegang padanya dan meyakini bahwa yang benar itu ada padanya, maka kita tak akan mudah untuk turut terkontaminasi dalam membenarkan pemikiran-pemikiran barat...

Doktrin... doktrin hadir di tengah masyarakat karena suguhan zaman yang menyebabkannya seperti itu. Kita terlalu mudah untuk menyerap dan melahap apa yang disajikan zaman sekarang ini, tanpa pernah mengembalikannya pada pedoman hidup yang sesungguhnya yang kita yakini, karena suguhan itu lebih cepat untuk diperoleh daripada pemahaman dari pedoman hidup itu sendiri...

Ahhh... aku tak berkompentsi dalam membahas masalah ini, karena diriku pun masih sangat jauh dalam memahami Al-Qur'an itu... aku hanya bisa menjelaskan sebatas apa yang saya pahami....

Semoga nyambung.....

Reply Delete

ok....nice komen......:D
terima kasih telah menjawab....

Reply Delete

Syukurlah kalo responnya nyambung...:D

Reply Delete

Subhanallah.... kembali aku ditunjukkan satu ayat tentang pembuktian dari kalimat yang ada sejak 14 abad yang lalu....

Bagi yang tidak percaya, silahkan dibuktikan sendiri, karena sekeras apapun suatu usaha untuk menyanggah tulisan itu, akan berakhir sia-sia juga.. karena kita telah dijamin bahwa kita tak akan menemukan suatu pertentangan di dalamnya satupun... :)

Reply Delete

Terkadang membacanya pun terasa berat untuk dilakukan, padahal ada suatu hadits juga yang mengatakan kalau hanya dengan membaca Surah Al-Ikhlas saja, ibaratnya sudah membaca 1/3 dari Al-Qur'an itu... :)

Post a Comment

˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs