Ada saatnya kita tertawa. Ada saatnya kita bersedih. Ada saatnya kita gembira. Ada saatnya kita tersenyum. Ada saatnya kita murung. Ada saatnya kita gelisah. Ada saatnya kita mengeluh. Ada saatnya kita susah. Ada saatnya kita senang. Ada saatnya kita sehat. Ada saatnya kita sakit. Ada saatnya kita berhasil. Ada saatnya kita gagal. Ada saatnya kita berlari. Ada saatnya kita berjalan. Ada saatnya kita berhenti. Ada saatnya kita bosan. Ada saatnya kita jenuh. Ada saatnya kita putus asa. Ada saatnya kita bersama. Ada saatnya kita sendiri. Ada saatnya kita kuat. Ada saatnya kita lemah.
Masih banyak saat-saat yang lain yang belum tertuliskan, yang mungkin tidak terpikirkan saat ini. Tetapi, semua yang saya sebutkan di atas, kita pernah merasakannya bukan? Dan yang harus kita lakukan hanyalah menghadapinya. Sesuka apapun kita atau sebenci apapun kita terhadap saat itu, semuanya akan kita lalui. Walaupun kita tak ingin menghadapinya, tetapi waktu akan memaksa kita untuk menghadapi dan melewatinya, cuma karena kita ini hidup dan ingin yang lebih baik dari sekedar hidup.
Semuanya akan datang silih berganti menghinggapi hari-hari kita. Seperti bintang yang tak selamanya bersinar di malam hari. Seperti laut yang tak selamanya surut. Seperti langit yang tak selamanya dinaungi awan mendung. Namun, kita tetap berada di kitarannya ketika mereka berganti wujud, dan sudah sepantasnya kita beradaptasi dan berdamai dengan mereka. Kesabaran kita hanya akan diuji olehnya. Kendalikan dirimu agar tidak mencelakakanmu lebih lanjut. Tak baik kita berdiam diri di satu saat, dan marah ketika saat itu berubah ataupun sedih karena saat itu berubah. Karena kita juga pasti akan bosan dengan satu warna yang selalu hinggap, dan tentunya butuh warna lain untuk membuat saat itu menjadi lebih cerah.
Tak seharusnya kita berhenti dan mengubah haluan ketika sebuah usaha kita kerahkan untuk menggapai sebuah keinginan, dan pada saat yang sama, kenyataan selalu menghadirkan sesuatu yang tak sesuai dengan keinginan. Kita layak mengeluh pada saat itu, menumpahkan semuanya dalam sebuah kekesalan dan penyesalan, hanya untuk sekedar merasa tenang dengan kenyataan yang ada. Mungkin kita juga lebih pantas berdiam diri, merenung bahwa mungkin kenyataan yang kita inginkan itu belum saatnya menjadi kenyataan. Tetapi, jangan terlena di dalamnya, karena waktu itu terus berjalan dan tak mau menunggu. Semoga kondisi itu bisa mengubah cara pandang kita terhadap sesuatu.
Kita pasti pernah berpetualang dalam membaca sebuah buku. Setiap lembarannya selalu kita ganti ketika selesai membacanya. Bahkan lembaran itu terkadang kita ulang berulang kali hingga bosan, tetapi lembaran baru pasti akan kita buka untuk menemukan sesuatu yang baru. Banyak kisah yang kita temui di sana dengan beragam rasa yang hadir. Banyak kisah yang bisa kita pelajari untuk dijadikan semacam pijakan dalam melangkah. Sepertinya alur hidup kita pun seperti itu. Kita yang merangkainya sendiri menjadi suatu cerita menuju suatu akhir yang kita inginkan. Apakah pantas kita menyalahkan keadaan akibat sesuatu yang kita jalani. Bercerminlah, pandang dan temukan letak kesalahan dalam raut bayangan di depanmu. Saat hari-harimu terasa berjalan konstan tanpa perubahan, hingga berkeputusan bahwa keberadaan dirimu seperti tak berguna buat dirimu, cobalah buat dirimu berguna buat lingkunganmu. Sekecil apapun manfaat yang kita berikan pada lingkungan di sekitar kita, sadar atau tidak sadar ketika kita melakukannya, semuanya pasti ada hasilnya. Baik atau buruk akan hasilnya, semuanya tergantung dari apa yang kita lakukan.
Pasang surut kehidupan yang pernah saya tuliskan, sepertinya tak cukup untuk melukiskan sebuah hiburan bagi semangat hidup yang sedang redup. Selayaknya kita menyadari, bahwa manusiawi kita merasakan semua rasa yang dihadirkan oleh sebuah saat, karena kita manusia yang masih bisa berpikir dan menilai. Cobalah kita bertanya, siapa yang tak pernah tertawa? Siapa yang tak pernah bersedih? Siapa yang tak pernah tersenyum? Siapa yang tak pernah gagal? Siapa yang tak pernah berhasil? Siapa yang tak pernah marah? Siapa yang tak pernah murung? Siapa yang tak pernah gelisah? Siapa yang tak pernah kuat? Siapa yang tak pernah lemah? Siapa yang tak pernah bosan? Siapa yang akan menjawab tidak pernah?. Semua saat akan selalu hadir, kita alami dan lalui. Satu saat akan berganti dengan saat yang lainnya, dan seterusnya akan seperti itu. Kita menyaksikan dan mengalami sendiri perubahan-perubahan yang terjadi pada mereka. Seperti apa reaksi kita ketika perubahan itu terjadi? Jawabannya yaa.. mungkin saat-saat itu sendiri. :D
Masih banyak saat-saat yang lain yang belum tertuliskan, yang mungkin tidak terpikirkan saat ini. Tetapi, semua yang saya sebutkan di atas, kita pernah merasakannya bukan? Dan yang harus kita lakukan hanyalah menghadapinya. Sesuka apapun kita atau sebenci apapun kita terhadap saat itu, semuanya akan kita lalui. Walaupun kita tak ingin menghadapinya, tetapi waktu akan memaksa kita untuk menghadapi dan melewatinya, cuma karena kita ini hidup dan ingin yang lebih baik dari sekedar hidup.
Semuanya akan datang silih berganti menghinggapi hari-hari kita. Seperti bintang yang tak selamanya bersinar di malam hari. Seperti laut yang tak selamanya surut. Seperti langit yang tak selamanya dinaungi awan mendung. Namun, kita tetap berada di kitarannya ketika mereka berganti wujud, dan sudah sepantasnya kita beradaptasi dan berdamai dengan mereka. Kesabaran kita hanya akan diuji olehnya. Kendalikan dirimu agar tidak mencelakakanmu lebih lanjut. Tak baik kita berdiam diri di satu saat, dan marah ketika saat itu berubah ataupun sedih karena saat itu berubah. Karena kita juga pasti akan bosan dengan satu warna yang selalu hinggap, dan tentunya butuh warna lain untuk membuat saat itu menjadi lebih cerah.
Tak seharusnya kita berhenti dan mengubah haluan ketika sebuah usaha kita kerahkan untuk menggapai sebuah keinginan, dan pada saat yang sama, kenyataan selalu menghadirkan sesuatu yang tak sesuai dengan keinginan. Kita layak mengeluh pada saat itu, menumpahkan semuanya dalam sebuah kekesalan dan penyesalan, hanya untuk sekedar merasa tenang dengan kenyataan yang ada. Mungkin kita juga lebih pantas berdiam diri, merenung bahwa mungkin kenyataan yang kita inginkan itu belum saatnya menjadi kenyataan. Tetapi, jangan terlena di dalamnya, karena waktu itu terus berjalan dan tak mau menunggu. Semoga kondisi itu bisa mengubah cara pandang kita terhadap sesuatu.
Kita pasti pernah berpetualang dalam membaca sebuah buku. Setiap lembarannya selalu kita ganti ketika selesai membacanya. Bahkan lembaran itu terkadang kita ulang berulang kali hingga bosan, tetapi lembaran baru pasti akan kita buka untuk menemukan sesuatu yang baru. Banyak kisah yang kita temui di sana dengan beragam rasa yang hadir. Banyak kisah yang bisa kita pelajari untuk dijadikan semacam pijakan dalam melangkah. Sepertinya alur hidup kita pun seperti itu. Kita yang merangkainya sendiri menjadi suatu cerita menuju suatu akhir yang kita inginkan. Apakah pantas kita menyalahkan keadaan akibat sesuatu yang kita jalani. Bercerminlah, pandang dan temukan letak kesalahan dalam raut bayangan di depanmu. Saat hari-harimu terasa berjalan konstan tanpa perubahan, hingga berkeputusan bahwa keberadaan dirimu seperti tak berguna buat dirimu, cobalah buat dirimu berguna buat lingkunganmu. Sekecil apapun manfaat yang kita berikan pada lingkungan di sekitar kita, sadar atau tidak sadar ketika kita melakukannya, semuanya pasti ada hasilnya. Baik atau buruk akan hasilnya, semuanya tergantung dari apa yang kita lakukan.
Pasang surut kehidupan yang pernah saya tuliskan, sepertinya tak cukup untuk melukiskan sebuah hiburan bagi semangat hidup yang sedang redup. Selayaknya kita menyadari, bahwa manusiawi kita merasakan semua rasa yang dihadirkan oleh sebuah saat, karena kita manusia yang masih bisa berpikir dan menilai. Cobalah kita bertanya, siapa yang tak pernah tertawa? Siapa yang tak pernah bersedih? Siapa yang tak pernah tersenyum? Siapa yang tak pernah gagal? Siapa yang tak pernah berhasil? Siapa yang tak pernah marah? Siapa yang tak pernah murung? Siapa yang tak pernah gelisah? Siapa yang tak pernah kuat? Siapa yang tak pernah lemah? Siapa yang tak pernah bosan? Siapa yang akan menjawab tidak pernah?. Semua saat akan selalu hadir, kita alami dan lalui. Satu saat akan berganti dengan saat yang lainnya, dan seterusnya akan seperti itu. Kita menyaksikan dan mengalami sendiri perubahan-perubahan yang terjadi pada mereka. Seperti apa reaksi kita ketika perubahan itu terjadi? Jawabannya yaa.. mungkin saat-saat itu sendiri. :D
Source Pic: Random Taken From Google
12 comments
Sam. . .
kereeeeeeen. . .tapi kali ini aq bisa mengerti :p
ada saatnya saya bertanya,gambatnya itu jd tulisan apa yah??? hehe
wkwkw ini tlisan yg bisa di mengrti tanpa perlu menepuk2 jidat hahahaha...saat2 itu smua akan terlalui dan trgantng bgaimana kt menykapinya..mau trus trhanyt mengkti alur atau melawan arus#nymbung g ya kmen ku
ada saatnya pula kita tak mempunyai "saat", Sam... :)
Ada saatnya blogmu kubaca, ada saatnya kau yang baca blogku. :D
ada saatnya menunggu sang penentu saat menentukan.. ada saatya mengejar saat untuk menentukan,,,....
alhamdulillah yaaa.. kalo begitu... :D
aku juga tak tahu, pengen postingan ini ada gambarnya aja..:D silahkan diterjemahkan sesuai dengan persepsi diri sendiri aja.. :)
wkwkwkwk... tulisanku jadi kaya' ajang senam jidat gini yaaa...:))
iya bener, semua akan terlewati, dan hasilnya tergantung bagaimana kita menyikapinya :)
jadi mikir 'saat' yang dimaksud seperti apa? kalau 'mati' yang dimaksud, sepertinya itu nanti, karena kita harus melalui yang namanya 'hidup'... :)
yooo wesss... langsung meluncur kalo begitu, tapi pada saat yang tepat yaaa.. :D
nice komen kawan.... bisa jadi penghibur tuh komentarnyaaa... :)
Post a Comment
˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs