Dua kubu yang bertentangan dan terus diadu, tentunya akan menghasilkan sebuah konflik dan konflik itu akan semakin bertambah parah hingga berujung pada peperangan ketika masing-masing kubu tak ada yang mau mengalah. Berada di tengah, di antara sebuah konflik bukanlah sebuah perkara yang mudah. Kenetralan dipertanyakan kesungguhannya dan ketakberpihakan pada salah satu pihak diuji keteguhannya. Tetapi, posisi di tengah-tengah itulah yang saya temukan pada 2 film yang saya tonton belakangan ini, yakni War Horse dan Real Steel.
Kedua film ini berbeda setingan situasi dan latar belakang. War Horse yang berlatar belakang setingan zaman Perang Dunia I di tahun 1914-an dan Real Steel yang berlatar belakang setingan masa depan di tahun 2020-an. Ia yang berada di posisi tak berpihak itu juga bukanlah seorang manusia, tetapi seekor kuda pada War Horse dan sebuah robot pada Real Steel. Dua sosok ini sangatlah berbeda karakter dalam menjadi sebuah objek utama pada film masing-masing. Seekor kuda yang bernama Joey yang lebih mengandalkan instingnya sebagai kuda perang dan sebuah robot yang bernama Atom yang mengandalkan kelebihannya bisa meniru gerakan manusia secara langsung. Keduanya, Joey dan Atom bisa menjadi penengah dari konflik yang dihadirkan oleh film-film tersebut.
War Horse, film yang berlatar belakang perang antara Inggris dan Jerman di tahun 1914-an, di mana pada waktu itu kavaleri atau pasukan berkuda masih menjadi bagian dari strategi peperangan pada zaman itu. Joey adalah salah satu kuda yang awalnya befungsi sebagai kuda pembajak tanah, berubah menjadi sebuah kuda perang. Kelebihan yang tak dimiliki oleh kuda-kuda lainnya, membuat pemiliknya Albert Naracott tak rela Joey dijadikan sebagai kuda perang. Tetapi karena utang yang dimiliki oleh orang tua Albert, terpaksa ia pun harus berpisah dengan Joey. Joey pun menjadi bagian dari peperangan antara Inggris dan Jerman pada waktu itu. Kelak keduanya, Albert dan Joey akan bertemu kembali di akhir cerita, di mana Albert turut ambil bagian sebagai serdadu relawan Inggris.
Dalam perannya sebagai kuda perang, Joey pun bertemu dengan orang-orang yang berhasil mengubah hidup orang yang ditemuinya, seperti perwira Inggris, serdadu Jerman, petani Perancis dan cucu perempuannya. Kisah berliku Joey yang awalnya menjadi tunggangan perwira Inggris, di tengah cerita Ia menjadi tawanan Jerman. Tetapi, karena kelebihannya itu ia tidak bernasib tragis (ditembak mati) seperti kuda-kuda lainnya. Kelebihannya itu dimanfaatkan oleh pasukan Jerman untuk menarik pedati yang berisi amunisi persenjataan ke medan perang. Ada satu hal yang menggelitik di film ini, ketika Joey berlari ke garis depan di antara sengitnya tembak-menembak antara pasukan Inggris dan Jerman, menembus kawat berduri dan rintangan-rintangan lainnya di antara kedua kubu. Ia hanya berlari dan berlari, menerobos semua rintangan di depannya, dan akhirnya ia pun harus terkapar karena kawat berduri yang meliliti badannya. Di tengah lilitan itu, ia masih berusaha melepaskan diri. Aksinya ini terlihat oleh kedua kubu, dan tembak-menembak pun terhenti sejenak dan mereka pun menyemangatinya untuk bisa lepas dari lilitan itu. Kedua kubu hanya bisa menyemangatinya karena tak ada yang berani mendekatinya untuk melepaskannya dari lilitan itu.
Adalah Collin, seorang serdadu Inggris yang tidak sabar melihat aksi siulan, teriakan dalam menyemangati kuda itu, akhirnya maju mendekati kuda itu sambil mengibarkan bendera putih, berharap pihak Jerman tidak menembaknya. Mungkin tidak masuk akal aksi dari Collin ini, karena demi seekor kuda yang tak dikenalnya sama sekali, ia berani bertaruh nyawa untuk menyelamatkan Joey. Ia pun berhasil mendekati Joey, dan pada saat yang sama ternyata seorang serdadu Jerman yang bernama Peter juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Collin. Dua orang yang berbeda kubu, dalam keadaan perang tetapi tanpa senjata harus bertemu demi menolong seekor kuda. Tetapi yang terjadi selanjutnya, adalah percakapan antara keduanya bagaimana menolong Joey agar lepas dari lilitan kawat berduri itu.
Kalau dalam film War Horse, konflik yang dihadirkan adalah konflik antara dua kubu besar antara Inggris dan Jerman, sedangkan dalam film Real Steel, justru konflik yang dihadirkan adalah konflik Ayah dan Anak di arena pertarungan robot, pertarungan yang menggantikan manusia sebagai atlet petarung pada tahun 2020. Charlie Kenton selaku ayah dari Max Kenton adalah dua sosok yang berbeda karakter. Charlie Kenton seorang yang pesimis dan tidak yakin akan potensi terhadap sesuatu yang tampak buruk di matanya, dan Max Kenton seorang bocah yang memiliki karakter yang sangat berlawanan dengan ayahnya.
Sebuah robot yang bernama Atom menjadi objek dari perselisihan antara Ayah dan Anak ini. Atom adalah sebuah robot rongsokan yang ditemukan Charlie dan Max. Charlie yang menganggap dirinya lebih berpangalaman dalam dunia pertarungan robot menganggap Atom tak lebih dari sebuah robot yang tak bisa apa-apa atau robot dengan teknologi jaman dahulu pada tahun 2020, sedangkan Max si bocah ingusan menganggap Atom sebagai robot yang memiliki kelebihan yang tak dimiliki robot-robot canggih lainnya, yakni bisa meniru gerakan manusia.
Kedua film ini berbeda setingan situasi dan latar belakang. War Horse yang berlatar belakang setingan zaman Perang Dunia I di tahun 1914-an dan Real Steel yang berlatar belakang setingan masa depan di tahun 2020-an. Ia yang berada di posisi tak berpihak itu juga bukanlah seorang manusia, tetapi seekor kuda pada War Horse dan sebuah robot pada Real Steel. Dua sosok ini sangatlah berbeda karakter dalam menjadi sebuah objek utama pada film masing-masing. Seekor kuda yang bernama Joey yang lebih mengandalkan instingnya sebagai kuda perang dan sebuah robot yang bernama Atom yang mengandalkan kelebihannya bisa meniru gerakan manusia secara langsung. Keduanya, Joey dan Atom bisa menjadi penengah dari konflik yang dihadirkan oleh film-film tersebut.
War Horse, film yang berlatar belakang perang antara Inggris dan Jerman di tahun 1914-an, di mana pada waktu itu kavaleri atau pasukan berkuda masih menjadi bagian dari strategi peperangan pada zaman itu. Joey adalah salah satu kuda yang awalnya befungsi sebagai kuda pembajak tanah, berubah menjadi sebuah kuda perang. Kelebihan yang tak dimiliki oleh kuda-kuda lainnya, membuat pemiliknya Albert Naracott tak rela Joey dijadikan sebagai kuda perang. Tetapi karena utang yang dimiliki oleh orang tua Albert, terpaksa ia pun harus berpisah dengan Joey. Joey pun menjadi bagian dari peperangan antara Inggris dan Jerman pada waktu itu. Kelak keduanya, Albert dan Joey akan bertemu kembali di akhir cerita, di mana Albert turut ambil bagian sebagai serdadu relawan Inggris.
Dalam perannya sebagai kuda perang, Joey pun bertemu dengan orang-orang yang berhasil mengubah hidup orang yang ditemuinya, seperti perwira Inggris, serdadu Jerman, petani Perancis dan cucu perempuannya. Kisah berliku Joey yang awalnya menjadi tunggangan perwira Inggris, di tengah cerita Ia menjadi tawanan Jerman. Tetapi, karena kelebihannya itu ia tidak bernasib tragis (ditembak mati) seperti kuda-kuda lainnya. Kelebihannya itu dimanfaatkan oleh pasukan Jerman untuk menarik pedati yang berisi amunisi persenjataan ke medan perang. Ada satu hal yang menggelitik di film ini, ketika Joey berlari ke garis depan di antara sengitnya tembak-menembak antara pasukan Inggris dan Jerman, menembus kawat berduri dan rintangan-rintangan lainnya di antara kedua kubu. Ia hanya berlari dan berlari, menerobos semua rintangan di depannya, dan akhirnya ia pun harus terkapar karena kawat berduri yang meliliti badannya. Di tengah lilitan itu, ia masih berusaha melepaskan diri. Aksinya ini terlihat oleh kedua kubu, dan tembak-menembak pun terhenti sejenak dan mereka pun menyemangatinya untuk bisa lepas dari lilitan itu. Kedua kubu hanya bisa menyemangatinya karena tak ada yang berani mendekatinya untuk melepaskannya dari lilitan itu.
Joey Di Tengah Peperangan |
Adalah Collin, seorang serdadu Inggris yang tidak sabar melihat aksi siulan, teriakan dalam menyemangati kuda itu, akhirnya maju mendekati kuda itu sambil mengibarkan bendera putih, berharap pihak Jerman tidak menembaknya. Mungkin tidak masuk akal aksi dari Collin ini, karena demi seekor kuda yang tak dikenalnya sama sekali, ia berani bertaruh nyawa untuk menyelamatkan Joey. Ia pun berhasil mendekati Joey, dan pada saat yang sama ternyata seorang serdadu Jerman yang bernama Peter juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Collin. Dua orang yang berbeda kubu, dalam keadaan perang tetapi tanpa senjata harus bertemu demi menolong seekor kuda. Tetapi yang terjadi selanjutnya, adalah percakapan antara keduanya bagaimana menolong Joey agar lepas dari lilitan kawat berduri itu.
Joey Di Antara Pasukan Jerman |
Kalau dalam film War Horse, konflik yang dihadirkan adalah konflik antara dua kubu besar antara Inggris dan Jerman, sedangkan dalam film Real Steel, justru konflik yang dihadirkan adalah konflik Ayah dan Anak di arena pertarungan robot, pertarungan yang menggantikan manusia sebagai atlet petarung pada tahun 2020. Charlie Kenton selaku ayah dari Max Kenton adalah dua sosok yang berbeda karakter. Charlie Kenton seorang yang pesimis dan tidak yakin akan potensi terhadap sesuatu yang tampak buruk di matanya, dan Max Kenton seorang bocah yang memiliki karakter yang sangat berlawanan dengan ayahnya.
Sebuah robot yang bernama Atom menjadi objek dari perselisihan antara Ayah dan Anak ini. Atom adalah sebuah robot rongsokan yang ditemukan Charlie dan Max. Charlie yang menganggap dirinya lebih berpangalaman dalam dunia pertarungan robot menganggap Atom tak lebih dari sebuah robot yang tak bisa apa-apa atau robot dengan teknologi jaman dahulu pada tahun 2020, sedangkan Max si bocah ingusan menganggap Atom sebagai robot yang memiliki kelebihan yang tak dimiliki robot-robot canggih lainnya, yakni bisa meniru gerakan manusia.
Pertentangan-pertentangan yang dihadirkan oleh kedua tokoh yang keras kepala ini pun, membawa Atom menjadi robot yang tak terkalahkan dalam setiap pertarungan robot. Hingga akhirnya, Max yang dengan keyakinannya menantang robot yang tak terkalahkan pada saat itu, yakni Zeus. Hal ini pun mendapat pertentangan yang sangat keras dari Charlie yang menganggap bahwa Atom akan menjadi bulan-bulanan dihajar oleh Zeus
Pertarungan pun terjadi, dan Zeus layaknya Mike Tyson yang selalu mengalahkan lawan-lawannya di ronde pertama, justru kewalahan menghadapi Atom. Ia harus menghadapi Atom sampai ronde terakhir. Atom memang mendapatkan pukulan yang telak dari Zeus di awal-awal ronde, tetapi di ronde terakhir, justru Atom yang melancarkan pukulan bertubi-tubi ke Zeus. Pemenangnya pun harus diputuskan oleh keputusan juri, dan memutuskan Zeus keluar sebagai juara. Atom si robot rongsokan memang kalah di mata juri, tetapi di mata penonton yang menyaksikan, ia adalah juaranya. "People Champion?? Sounds pretty good to me", kata Max. Berkat gelar juara tanpa sabuk yang diperoleh atom ini, bisa mendamaikan kedua tokoh beda karakter ini yakni antara Charlie dan Max sebagai Ayah dan Anak.
Pertarungan pun terjadi, dan Zeus layaknya Mike Tyson yang selalu mengalahkan lawan-lawannya di ronde pertama, justru kewalahan menghadapi Atom. Ia harus menghadapi Atom sampai ronde terakhir. Atom memang mendapatkan pukulan yang telak dari Zeus di awal-awal ronde, tetapi di ronde terakhir, justru Atom yang melancarkan pukulan bertubi-tubi ke Zeus. Pemenangnya pun harus diputuskan oleh keputusan juri, dan memutuskan Zeus keluar sebagai juara. Atom si robot rongsokan memang kalah di mata juri, tetapi di mata penonton yang menyaksikan, ia adalah juaranya. "People Champion?? Sounds pretty good to me", kata Max. Berkat gelar juara tanpa sabuk yang diperoleh atom ini, bisa mendamaikan kedua tokoh beda karakter ini yakni antara Charlie dan Max sebagai Ayah dan Anak.
Itulah yang bisa saya ceritakan antara film War Horse dan Real Steel yang baru saya tonton akhir-akhir ini. Tokoh penengah konflik yang dihadirkan sebagai tokoh yang diam, mampu membuatku bercerita. Kalau belum puas dengan cerita yang saya tuliskan, silahkan ditonton dan dinilai sendiri filmnya. :D
Joey si kuda perang dan Atom si robot rongsokan, bukanlah tokoh bijak yang selalu saya nantikan ketika menonton sebuah film. Solusi yang dihadirkannya pun seperti membiarkan konflik berjalan layaknya air yang mengalir, sampai perhentian terakhir dan menemukan apa yang diinginkan oleh si pelaku konflik itu. Ini hanyalah cerita fiktif yang menghadirkan tokoh bisu sebagai penengah cerita. Lantas, bagaimanakah di kehidupan kita yang sebenarnya? Sepertinya kita harus melalui 'pertarungan' tersendiri untuk bisa dinilai sebagai Joey si kuda perang maupun Atom si robot rongsokan. :)
Joey si kuda perang dan Atom si robot rongsokan, bukanlah tokoh bijak yang selalu saya nantikan ketika menonton sebuah film. Solusi yang dihadirkannya pun seperti membiarkan konflik berjalan layaknya air yang mengalir, sampai perhentian terakhir dan menemukan apa yang diinginkan oleh si pelaku konflik itu. Ini hanyalah cerita fiktif yang menghadirkan tokoh bisu sebagai penengah cerita. Lantas, bagaimanakah di kehidupan kita yang sebenarnya? Sepertinya kita harus melalui 'pertarungan' tersendiri untuk bisa dinilai sebagai Joey si kuda perang maupun Atom si robot rongsokan. :)
10 comments
seenggaknya udah sedikit mengobati rasa penasaran ku dengan film real steel. . . pengen ntn belom sempet sempet. . . .
Wah ini film-film keren. Wajib tonton. Yang war horse itu malah kisahnya kurang lebih senada dengan tema film Alpha & Omega deh kayaknya. :D Dua kubu malah nggak jadi perang.
Jadi, kelebihannya Joey ini apa??? Aku sampe mencari berkali-kali. Soalnya belum lihat filmnyaaaa :D
Hmm.. mereka yang diam saja bisa jadi penengah, apalagi kita yang diberi mulut untuk berbicara, otak untuk berpikir, serta hati nurani untuk mempertimbangkan mana benar mana salah... :)
Di tontonlah... film robot yang lain dari film robot biasanyaaa.... dijamin ga bakalan tidur di pertengahan film... :D
film nya emang bagusss menurutku.. :-bd
beda kayanya ama Alpha & Omega, yang War Horse ini udah perang duluan, tetapi perangnya semacam ada jedanya gitu di pertengahan gara-gara kuda ini... :D
Kelebihannya Joey??? Nonton aja yaaa... biar lebih jelas ngeliat kelebihannya apa...:D
iya yang diam aja bisa jadi penengah, tapi sayang itu kisahnya fiktif, kira-kira ada gak yaaa di kisah nyatanya?? :D
X-( pelitttttt
Hmmm.. aku juga gak tau ada ato gak. Ntar ku carikan deh.. kalo sudah ketemu baru aku kasih tau :D
kelebihannya tuh.. larinya kencang, ga mau nurut kecuali ama si pemiliknya, tapi kalo ketemu orang yang baik ama dia, dia juga bakalan lebih baik ke orang itu, bisa dipanggil kaya burung merpati gitu... sisanya nonton aja deh yaaa...:D
Hassseeeeeeeeeekk... Aku menaaang. Akhirnya mo cerita juga. >:)
Anggap aku sedang berbaik hati.... :))
Post a Comment
˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs