Recent Comments
Loading...
Recent Comments

Kecoa

12 December 2012

Kecoa
Leluhur Kecoa :d

Siapa yang tidak kenal dengan hewan yang satu ini? Kata sebagian besar orang, hewan ini termasuk salah satu hewan terjorok di antara hewan-hewan yang jadi penghuni rumah. Tidak tahu alasannya kenapa, tetapi sebagian besar orang yang saya temui ketika mereka bertemu dengan kecoa, respon pertama mereka adalah menghindari mereka. Kedua bergidik dan ketiga menjerit sambil berjingkrak-jingkrak karena melihat kecoa yang mencoba kabur darinya justru mengambil jalan kabur menuju dirinya.

Respon binatang pada umumnya ketika bertemu dengan makhluk asing yang lebih besar dan lebih kuat darinya adalah mencoba kabur. Bukannya malah mencoba melawan makhluk asing itu untuk menaklukkannya agar bisa bertahan hidup. Dan parahnya lagi dalam kasus kecoa ini, makhluk asing yang bernama manusia itu justru berpikiran bahwa kecoa itu akan menyerang mereka sehingga timbullah ke tiga respon itu, yang juga berarti mencoba kabur dan menghindar dari kecoa itu. Jadi, sebenarnya siapa yang takut dan yang ditakuti sebenarnya?

Jika tindakan atau respon natural ini berlangsung di atas pentas, maka si pembuat skenario pentas ini akan tertawa terbahak-bahak melihat tingkah kedua pemeran ini. Karena masing-masing dari mereka berpikir sedang ditakuti ataupun sedang terancam. Kedua makhluk ini beranggapan bahwa ketika mereka bertatapan satu sama lain, mereka berdua sedang dalam bahaya, dan satu-satunya jalan untuk keluar dari bahaya itu adalah menghindarinya. Cara menghindarinya ini justru diawali dengan kepanikan terlebih dahulu. Sementara pikiran bahwa yang dihadapannya itu jauh lebih lemah atau lebih kuat dari dirinya datang belakangan. Tetapi, setelah mengetahui kalau yang di depannya itu lebih lemah dari dirinya, maka ia pun akan menyerang untuk mengendalikan rasa takut tadi.

Mengetahui kalau yang di hadapannya itu lebih lemah dari dirinya adalah bukan jaminan kalau ia sudah memenangkan pertarungan. Terkadang penampilan dari segi fisik yang membuat seseorang mengambil kesimpulan kalau yang di hadapannya itu lemah dan selanjutnya meremehkannya. Mereka dengan penuh percaya diri mengklaim kalau pertarungan sudah pasti dimenangkan. Namun, berhadapan dengan kecoa, walaupun sudah meremehkannya, tetapi itu bukan faktor penentu kemenangan terhadap kecoa. Yang harus dilakukan selanjutnya adalah mengalahkan rasa jijik terhadap kecoa itu. Justru hal inilah yang menentukan kemenangan terhadap kecoa. Kalau seseorang masih merasa jijik jika kecoa merayap di tubuhnya, pasti ia akan bergidik ketika kecoa itu merayap di tubuhnya. Jangankan merayap di tubuhnya, merayap mendekati orang itu saja sudah membuatnya lebih memilih menghindar memberikan jalan pada kecoa itu.

Tentang kecoa, selain pertarungan dengan kecoa, ada juga yang patut disoroti tentang kecoa, yakni caranya membalikkan badan ketika posisinya sedang terbalik di mana kakinya berada di atas. Dulu pernah ada iklan di televisi yang menayangkan cara kodok membalikkan badan ketika posisinya sedang terbalik. Kalau kodok, ia berusaha menjejakkan kakinya yang berada di atas ke dasar dengan merenggangkannya kuat-kuat, dan ketika menyentuh tanah, ia menggunakan kakinya untuk menghentak dasar dengan harapan setelah itu ia bisa menggerakkan badannya dan berbalik arah ke posisi kodratnya. Cara yang dilakukan kodok ini, bukan hanya sekali terus langsung berhasil, tetapi dengan terus mengulang-ngulangnya hingga bisa berbalik arah. Kalau dibayangkan, cara ini seperti orang yang sedang salto ke belakang.

Tetapi, lain halnya dengan kecoa, kakinya lebih pendek dari kodok walaupun jumlahnya lebih banyak. Kakinya juga lebih kaku dibandingkan dengan kaki kodok. Dalam posisi terbalik, kecoa tidak mungkin bisa merenggangkan kakinya sampai ke dasar untuk dijadikan tumpuan agar bisa berbalik ke posisi kodratnya. Yang ia bisa lakukan adalah menghentakkan kakinya terus menerus ke atas, dengan harapan badannya bisa mendapatkan imbas dari gerakan kakinya layaknya pegas. Jika dibandingkan dengan kodok, perjuangan kecoa untuk berbalik arah lebih sulit dibandingkan dengan kecoa. Terkadang cara yang dilakukan kecoa itu tidak berhasil, yang membuatnya meregang nyawa pada posisi terbalik tersebut. Terkadang juga, si kecoa kehabisan nafas, sehingga ia butuh jeda untuk mengembalikan kekuatannya agar bisa melakukan cara itu.

Lalu bagaimana dengan manusia? Sepertinya harus berguru banyak pada kodok dan kecoa dalam hal membalikkan keadaan. "Berguru pada kenyataan, pada makhluk Tuhan yang katanya tak berakal", kalau kata lirik lagu Iwan Fals yang berjudul 'Kupu-Kupu Hitam Putih'.

Mungkin itulah dua hal tentang kecoa yang bisa menjadi sorotan bagi saya dalam postingan ini, yakni caranya berhadapan dengan makluk asing sekitarnya dan cara membalikkan dirinya ketika sedang dalam posisi terbalik. Namun, ada satu pertanyaan lagi tentang kecoa ini. Saya menulis tulisan ini, terinspirasi ketika sedang mendengarkan lagu-lagunya Warkop DKI. Ketika playlist saya memutar satu file mp3 yang berjudul "Warkop Sumpah Serapah" yang berdurasi 8 detik, saya jadi ingin membahas tentang kecoa. File itu sebenarnya bukan lagu, cuma ungkapan sumpah serapah yang terdengar lucu dengan kalimat "Dasar monyet bau, kadal bintit, muka gepeng, kecoa bunting, babi nyepet, dinosaurus, brontosaurus, kick". Terus pertanyaan usil yang melintas di benak saya, "Bagaimana cara membedakan kecoa bunting dengan kecoa yang tidak bunting?" Ada yang tahu jawabannya? :D

26 comments

Reply Delete

lah, bunting dan gak bunting?

liat kecoak ajah udah ngacir duluan...

sebenarnya bukan karena jijik atau takut sieh. sumpah. cuma gak lucu ajah, kalo ada kecoak yg gak sengaja melekat ditubuh saya, trus malam harinya saya berubah jadi kecoak-girl... *emang spiderman @,@

oh, no!

Reply Delete

hahaha... namanya juga pertanyaan usil... :D

jangankan kamu, aku juga ngacir juga kalo ada kecoa muncul tiba-tiba...

wkwkw.. jadi ikutan ngebayangin, cockroach-girl itu kostumnya kaya gimana yaa??? :D

Reply Delete

sebuah perbandingan yang arif sobat, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kodok dan kecoa diatas...

Reply Delete

Saya cuma menuliskan apa yang terlintas aja.. dan syukur deh kalo ada yang bisa dipetik dari uraian kecoa dan kodok ini...

Reply Delete

haha saya benci kecoa #curhat

minta follback ya kak..
http://asal-kamu-tau.blogspot.com/

Reply Delete

wah, thank yoooou, terjawab pertanyaan gue, suka bingung kenapa kecoa banyak yg mati dalam posisi kebalik, padahal ga disemprot atau apa gtu. hahahaaha.

Reply Delete

sama.. Saya juga takut. :d

ok..udah di follback

Reply Delete

haha... gak tau deh itu bener ato tidak.. ini cuma pendapat sepintas aja... :d

Reply Delete

sya pernah baca sebuah buku(dah lupa buku apaan), disitu dituliskan bahwa kecoa dpt bertahan hidup meski tanpa kepala.. namun ironisnya, kecoa akan mati klo ia kelaparan..

sedangkan manusia, ia dapat bertahan hidup meskipun sedang kelaparan.. tapi gak bisa bertahan hidup saat sedang patah hati :))

Reply Delete

Woww... hidup tanpa kepala?? Kaya ekor cicak donkk... :D , tapi kalo kelaparan, kayanya semuanya akan mati kalo pada kelaparan...

Selapar-laparnya manusia, ia juga tidak akan bisa bertahan hidup kalo tingkat kelaparannya udah maksimal banget.. :D

Tapi kalo sedang patah hati mah kayanya lebay aja kalo gak bisa bertahan hidup, asalkan makannya buas aja dijamin bisa bertahan hidup kok... :))

Reply Delete

itu yg difoto kecoak beneran ya?
membedakan kecoak bunting ma tidak bunting.. gimana klo pake testpack ajah :D

Reply Delete

Bukan mbak, cuma gak tahu aja namanyaa... :D

pake testpack?? gak bisa dilihat langsung ya?? :D

Reply Delete

btw gambar kecoa diats itu benaran ya??, terlihat menyeramkan dan baru aq liat... *smile

Reply Delete

itu bukan kecoa, cuma gak tau namanya aja...

Reply Delete

sam,...aku takut bangat sama kecoa,hiiiii....
kecoa bunting jg toh ?

Reply Delete

baru tau ya klo manusia tuh lebay !
kan banyak tuh lagu2 yg berlirik, 'ku tak bisa hidup tanpamu' hahaha=))

oh ya sob, foto diatas kayaknya lebih mirip belalang ketimbang kecoa :D

Reply Delete

sam , kecoa itu menggelitik , coba aja dia tiba tiba masuk ke baju mu , kemudia bergerak kebawah , kemudian lebih ke bawah ..... hehe
berbeda dengan tangan wanita yang katanya tak kalah menggelitik . :))

ah entahlah , saya bingung mau komentar apa..

Reply Delete

Nggak... saya gak tau sama sekali kalo manusia tuh lebay =))

Lebih mirip belalang yaa??... ya sudah, terjawab sudah pertanyaanku, soalnya saya juga bingung itu hewan apa, dan aneh aja ngeliat entenanya panjang gitu, ditambah dengan bulat-bulatan di sekitar muncungnya... :D

Reply Delete

Sama mbak, saya juga takutt.. :D

Gak tahu juga yaa, bunting ato nggak, kan ceritanya cuma ngebayangin aja.. :D

Reply Delete

Hahah... Komentarnya mengajak untuk berpikir jorok, kawan.. :))

Saya lebih menghargai kemontar yang dipaksain nyambung daripada komentar yang gak nyambung sama sekali alias komentar kentut...

Reply Delete

Berarti anda tidak menghargai komentar saya ? #sigh

Okelah saya jawab pertanyaan anda :))

Perbedaan kecoa bunting dan yang ga bunting ?
Saya ga tahu .
Hanya tuhan dan bangsa kecoak yang tahu :')

Reply Delete

kalau saya tidak menghargai komentarmu, sudah saya hapus komentarmu

Reply Delete

hii... phobia bgt aku sama serangga ntu:-S
well, kata2 penguraiannya keren !
aku minta follbacknya ya mas...:D

Reply Delete

Ih kok tentang kecoa sih :(
btw, rumahnya baru nih ye ^^

Reply Delete

haha.. phobia yaaa... timpuk aja pake kerir mas.. :d
Terima kasih...
Udah main k blognya tapi buat folowernya ga ada, jd blm bisa di follback... :d

Reply Delete

hah?? :o. ... Bukannya itu hewan kesayanganmu... :d

bukan rumah baru, cuma renovasi dari yang lama aja... :d

Post a Comment

˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs