Bukan perkara mudah untuk bersuara. Pekerjaan ini butuh sebuah keyakinan kalau suara itu memang benar dan layak untuk diperdengarkan. Banyak suara nyaring dan merdu yang sering terdengar, namun nyatanya hambar tanpa makna ibarat tong kosong yang dipaksa berbunyi nyaring. Suara seperti ini bisa membius pendengarnya karena nada dan intonasi yang dihasilkannya. Ibarat lagu, setelah nada terakhir diketuk, suara ini akan kembali sunyi dan yang tersisa hanyalah siulan nada sebelumnya yang berdengung di kepala. Namun itu semua tidak akan berlangsung lama. Perlahan-lahan suara itu akan menghilang dan lenyap sama sekali.
Bukan perkara mudah untuk bersuara. Sekeras apapun suara itu diperdengarkan, kalau tidak ada yang mendengarnya sama sekali atau yang mendengarnya juga tidak mengerti bahkan dibuat kebingungan olehnya, yaa percuma saja. Namun mungkin sebagian orang menganggap hal ini lebih baik daripada diam dan tidak bersuara sama sekali. Sah-sah saja mendengar pendapat seperti ini, tapi jangan sampai suara yang dicap sumbang ini menyesatkan para pendengar yang menantikan untuk mendengarnya. Terutama buat para pendengar yang sedang dirundung kebingungan mesti bagaimana. Ibaratny sudah maju kena mundur kena plus skatmat dan kemudian malah dipersulit oleh suara sumbang yang menang karena hanya bikin pekak telinga saja.
Bukan perkara mudah untuk bersuara. Butuh ilmu dan pengetahuan sebagai modal untuk melakukannya. Salah satu cara yang paling vital adalah dengan memperkaya wawasan melalui membaca. Membaca apa saja. Tidak harus melalui buku atau media-media yang menampilkan rangkaian acak dari kumpulan aksara, tapi bisa juga dengan melihat mobilitas yang ada di depan mata. Analisa semua keadaan dan tanyakan pada diri sendiri tentang apa yang tidak dipahami. Dan jangan berhenti sampai di sana, karena langkah selanjutnya adalah hal yang paling utama. Langkah itu adalah cari dan temukan jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan itu.
Bila ingin melakukannya, sertakan sebuah kebijaksanaan di dalamnya. Saya yakin semua manusia memiliki unsur ini. Gunakan sesuai dengan tempatnya dan semoga bermanfaat.
Bukan perkara mudah untuk bersuara. Sekeras apapun suara itu diperdengarkan, kalau tidak ada yang mendengarnya sama sekali atau yang mendengarnya juga tidak mengerti bahkan dibuat kebingungan olehnya, yaa percuma saja. Namun mungkin sebagian orang menganggap hal ini lebih baik daripada diam dan tidak bersuara sama sekali. Sah-sah saja mendengar pendapat seperti ini, tapi jangan sampai suara yang dicap sumbang ini menyesatkan para pendengar yang menantikan untuk mendengarnya. Terutama buat para pendengar yang sedang dirundung kebingungan mesti bagaimana. Ibaratny sudah maju kena mundur kena plus skatmat dan kemudian malah dipersulit oleh suara sumbang yang menang karena hanya bikin pekak telinga saja.
Bukan perkara mudah untuk bersuara. Butuh ilmu dan pengetahuan sebagai modal untuk melakukannya. Salah satu cara yang paling vital adalah dengan memperkaya wawasan melalui membaca. Membaca apa saja. Tidak harus melalui buku atau media-media yang menampilkan rangkaian acak dari kumpulan aksara, tapi bisa juga dengan melihat mobilitas yang ada di depan mata. Analisa semua keadaan dan tanyakan pada diri sendiri tentang apa yang tidak dipahami. Dan jangan berhenti sampai di sana, karena langkah selanjutnya adalah hal yang paling utama. Langkah itu adalah cari dan temukan jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan itu.
Bila ingin melakukannya, sertakan sebuah kebijaksanaan di dalamnya. Saya yakin semua manusia memiliki unsur ini. Gunakan sesuai dengan tempatnya dan semoga bermanfaat.
Source Pic: Random Taken From Google
2 comments
gunakan sesuai dengan tempatnya , tepat sekali
Gak juga ah.. :d
Post a Comment
˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs