Recent Comments
Loading...
Recent Comments

Di Satu Siang

25 February 2015

Sesaat setelah saya keluar dari sebuah minimarket dan berdiri di depannya untuk menunggu angkot lewat, seorang anak perempuan kecil berdiri di sampingku. Ia kebetulan juga baru keluar dari minimarket yang sama. Ia masih mengenakan seragam sekolah, tepatnya seragam olahraga sekolahnya. Dari posturnya, kurasa ia masih kelas 4 SD. Tak beberapa lama kemudian, ia pun mulai memecah kesunyian di siang itu.

"Lagi nunggu temannya, Bang?"

"Ga, lagi nunggu angkot." Jawabku agak kebingungan melihat orang asing, anak kecil pula plus perempuan, mencoba beramah tamah denganku.

"Ohhh.." Cuma jawaban itu yang saya dengar darinya yang menyiratkan sebuah kepuasan atas jawaban saya.

Setelah itu, tak ada lagi obrolan. Pikiran saya kemudian terbang kembali ke masa ketika saya seumuran dia. Seingatku waktu seumuran itu, saya tidak pernah menyapa orang asing dewasa seperti itu. Bahkan saya tidak berani melakukannya sama sekali, karena takut digampar. Tapi anak kecil ini, mungkin tanpa perencanaan, berdiri di sampingku dan seketika itu langsung menyapa saya walau cuma sekedar basa-basi. Dan sehabis itu, dia pun kembali ngacir entah ke mana tanpa saya perhatikan sama sekali. Mata saya hanya tertuju pada jalan raya, tidak jauh dari tempat saya berdiri mencari angkot yang belum lewat-lewat.

Setelah angkot yang saya tunggu lewat, saya pun masuk ke dalam angkot. Di belakang saya, anak kecil itu ikut juga naik angkot yang sama denganku. Si supir angkot pun menyapa anak kecil ini, "Eh, adik saya sudah pulang" dan si anak ini cuma senyum saja melihat tingkah si supir ini. Sedangkan sapaan tadi denganku, sepertinya sudah ia lupakan.

Mata anak ini tak henti memperhatikan penumpang-penumpang lainnya, memperhatikan gerak-geriknya satu per satu. Kebetulan penumpang di samping saya sedang memainkan hp-nya dan sekali-kali diperlihatkan pada temannya di depannya. Si anak ini pun tak mau kalah dan kemudian mengeluarkan hp-nya dari saku celana olahraganya. Apa yang hendak ditunjukkan si anak ini sampai bertingkah seperti itu? Entahlah..

Selanjutnya, ketika penumpang satu per satu mulai turun, ia kembali berulah dengan menyapa penumpang di sebelahnya, "Mbak turun di mana?"

"Di depan", jawab penumpang itu ala kadarnya.

"Ohh.. Kalo saya bentar lagi nyampe... Nah di sini nih Mbak... Kiri bang!!", jawabnya.

Angkot pun berhenti, dan setelah membayar ongkos, si anak ini pun berlalu tanpa peduli. Sedangkan saya... Hanya ternganga dibuatnya. Tingkahnya, kelakuannya, sikapnya adalah hal baru bagi saya melihat pelakonnya seorang anak kecil menyapa orang dewasa yang mungkin baru dilihatnya untuk pertama kali.

2 comments

Reply Delete

Ihh whaowwww... ntah harus bangga atau justru khawatir lihat anak kecil kayak gitu.
Cuma senyum-senyum aja pas baca tulisan ini. Hihi... Mungkin dia sangat ekstrovert :D

Reply Delete

Cie cie... Yang mulai blogging lagi.. :))

Post a Comment

˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs