Recent Comments
Loading...
Recent Comments

Telaga di Tengah Tambang Di Kala Senja

14 March 2009


Senja sore ini sangat indah. Walaupun diselimuti awan hitam, namun sinar matahari yang sedang tenggelam mampu menerobos celah demi celah awan itu. Lembayung sore pun terlahir dengan warna jingganya. Di tengah bekas tambang yang kini sudah menjadi telaga, memaksaku mengakui keindahan itu. Andai saja telaga itu alami, kesempurnaan alam akan tampak di hadapanku. Perlahan-lahan langit mulai gelap seiring redupnya sang surya. Cahaya yang kunikmati kini hanya tampak di ujung cakrawala yang perlahan-lahan memaksaku untuk pergi dari tempat ini.

Aku ingin tinggal sejenak, tenangkan batin dengan menghirup udara sore hari di sini. Sangat menyegarkan, jika dibandingkan dengan siang hari yang bercampur dengan debu-debu yang diterbangkan oleh angin. Saat-saat seperti ini jarang kutemui. Sayup-sayup terdengar suara adzan dari kejauhan bercampur dengan kicauan burung yang siap menyongsong gelapnya malam. Angin pun berdendang, berhembus lembut, menyentuh kulitku yang terbalut debu dengan damai.

Suara jangkrik pun tak mau kalah dalam menyambut malam. Mereka saling bersahutan, lantunkan bahasa yang tak kumengerti. Gemerlap lampu-lampu peradaban dari jauh mulai bangkit gantikan sinar sang surya yang sudah tenggelam. Aku pandangi dan bayangkan manusia-manusia yang berada di sana, masih berpacu mengejar impian. Andai mereka ada di sini, pasti mereka akan sejenak berhenti lupakan kesibukan dan menikmati keindahan semesta yang kusaksikan. Saksikan karya maha hebat dari Sang Pencipta. Langit pun tak ketinggalan persilahkan bintang-bintang dengan cahayanya sendiri bertaburan menghiasi gelapnya malam.


Aku di sini tak sendiri. Ditemani seseorang yang menemani menunggu hingga satu jam ke depan. Dia sendiri sedang menyibukkan diri dengan buku Into The Wild yang saya bawa dari Bandung. Sebuah kisah petualangan tragis seorang yang membenci dunianya di mana dia dilengkapi dengan segala kemewahan dunia. Tapi sayang hal itu membuatnya tidak betah berada di lingkungannya. Ada semacam protes dalam dirinya yang memaksanya untuk tidak menerimanya dan akhirnya menjauh daripadanya. Hutan liar Alaska jadi tujuannya. Tanpa perlengkapan memadai dan hanya berbekal bahan makanan yang minim, ia berusaha memasuki hutan Alaska. Ia berusaha mengembalikan semuanya pada alam. Mencari jawaban pada alam bersama dengan kesendiriannya. Namun sayang, semuanya berakhir tragis. Dia sendiri sempat menuliskan kisah-kisahnya selama berada di sana. HAPPINESS ONLY REAL WHEN ITS SHARED, salah satu kalimat yang dituliskannya. Entah itu suatu kesimpulan atas kegelisahannya. Kisahnya sendiri pun banyak menimbulkan pro dan kontra. Ada yang menganggapnya dia melakukan tindakan bodoh, dan ada juga yang memujinya karena keberaniannya mengarungi hutan Alaska yang dikenal liar sama orang setempat.

Ia sendiri terhanyut dengan buku itu. Walaupun sudah gelap, ia masih meneruskan membaca buku itu dengan bantuan cahaya senter. Padahal bukunya sendiri yang banyak bercerita adalah orang-orang yang pernah berjumpa dengan Alexander Supertramp nya sendiri.. Kesan-kesannya tentang si Alex selama bersama mereka.


Aku disadarkan oleh gigitan nyamuk yang mulai beraksi mencari sarapan malam. Merasa ada sasaran empuk, aku pun jadi korban. Tanganku pun beraksi ke mana-mana berusaha mengusir nyamuk yang menyerang lebih ganas. Karena di daerah ini adalah sarang malaria, makanya sebisa mungkin harus terhindar dari gigitan nyamuk kalau tidak mau berkawan dengan penyakit itu. Aku pun beranjak dari tempatku mengamati pergantian siang dan malam, bergerak menuju tempat di mana orang tadi menenggelamkan diri dalam dunia si Alex. Merasa di tempat itu menjadi sasaran empuk nyamuk juga, aku dan teman tadi pun setuju untuk pergi dari tempat itu.

hahahaha.... Semoga hasil yang diperoleh dari tempat itu memuaskan.....

2 comments

Reply Delete

Kalau sepenangkapaku, si Alex baru ngerasa kalo keputusannya itu kurang tepat, justru disaat-saat terakhir. ya, makna dari kutipan diatas itu. mungkin dia bahagia, bisa hidup bebas, tapi karena dia sendiri, tak bisa berbagi dengan yang lain, makanya kebahagiaan itu tidak ada artinya.

Reply Delete

Kalo menurutku bukan keputusannya yang kurang tepat, soalnya dia sendiri kan berusaha keluar dari tempat itu, tapi sayangnya ga bisa dan terjebak di sana hingga maut menjemputnya.

Tentang makna dari kutipan di atas, saya setuju ama pendapatmu... dan kalo diartiin ke dalam bahasa Indonesia, artinya juga kurang lebih begitu... :D

Post a Comment

˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs