Berlari... berlari... berlari... Pelari berlari dengan keringat yang menetes deras, dengan nafas yang menderu cepat, dengan langkah yang kian lama kian perlahan mengejar akhir dari berlari yakni garis finish. Mungkin kita semua pernah menyaksikan pelari mengalami hal itu. Membayangkannya adalah suatu hal yang melelahkan, apalagi kalau melakoni diri ini menjadi seorang pelari di pinggir arena lari. Di luar perlombaan lari, olahraga yang satu ini memang sangat sederhana dan cukup melelahkan untuk dilakoni ketika kita mentargetkan harus seberapa jauh kita berlari. Sangat sederhana karena bisa dilakukan dengan modal nyeker tanpa sepatu atau sendal, tanpa setelan pakaian olahraga, dan melakoninya pun lokasinya bisa di mana saja, di pasar, di rumah, di dalam kamar, di lapangan dan di manapun kaki ini bisa dipijakkan, kecuali di atas air yang dalam tentunya (bukan dalam air yang dangkal dan pengecualian bagi yang jago debus).
Selain lelah yang terasa ketika berlari, berlari itu sendiri bisa memberikan manfaat yang bagus buat kondisi kesehatan fisik, di antaranya memperlancar peredaran darah dan pernafasan, menetralkan depresi, mempercepat sistem penecernaan, membakar lemak bagi yang mau mengatasi kegemukan dan lain-lain sebagainya. Selain berguna bagi kesehatan fisik, dalam berlari mental pun sebenarnya dilatih. Mental ini dilatih ketika kita mencoba berusaha mengatur ritme irama langkah dalam berlari sehingga nafas sendiri tidak terlalu cepat menderu keras. Bagi yang tak bisa mengatur nafas dengan baik, tentunya aktivitas ini pun tak akan berlangsung lama, dan sebaliknya bagi yang bisa mengatur nafas dengan baik, aktivitas berlari ini bisa kita selesaikan sesuai dengan target yang kita inginkan.
Berlari pun sebenarnya bukan hanya sebuah aktivitas olahraga yang biasa rutin dilakukan oleh mereka yang senang jogging, oleh mereka yang menggeleti dunia olahraga lari dan jenis-jenis olahraga lainnya yang melibatkan aktivitas berlari di dalamnya. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita sendiri mengalami dan menyaksikan aktivitas ini. Ada yang terus berlari mengejar impian mereka, menerobos segala rintangan masalah di depannya, dan berusaha mewujudkan impian mereka menjadi kenyataan di garis finish yang mereka definisikan sendiri. Terkadang si pelakon lari ini tak menyadari kalau dirinya sedang berlari, karena yang mereka tahu hanya berlari dan berlari walaupun kata itu sendiri tak terdefinisikan di pikirannya ketika ia berlari.
Ada juga mereka yang berlari di tempat. Melakukannya tiap hari, menguras keringat sedemikian derasnya, hingga keringat itu sendiri bisa menjadi pemandian tersendiri buat mereka. Patutkah mereka disalahkan karena mereka berlari seperti ini? Mungkin ada di antara mereka yang dengan terpaksa melakukannya daripada tidak berlari sama sekali. Aku tak pantas menghakimi mereka yang melakukannya dengan sebuah keterpaksaan, karena mungkin dari keterpaksaan itu ada kejujuran yang tak bisa dihapus oleh keringat yang mengucur deras. Bagi mereka yang berlari seperti itu, semoga mereka bisa berlari selangkah lebih kencang dari langkah-langkah sebelumnya dan membuat satu perubahan yang lebih baik terhadap alur hidupnya.
Ada juga mereka yang berlari tak lurus ke depan sesuai dengan jalur lintasannya, tetapi mengambil jalan pintas, entah itu ke samping kiri dan kanan ataupun ke belakang. Pelari seperti ini justru bisa berlari secepat cheetah ataupun selambat kura-kura berlari. Pelari seperti ini ada yang menyesuaikan diri dengan keadaan, dan ada juga yang tak tahan dengan keadaan itu sendiri. Mereka tahu kapan bisa seperti chetaah ataupun seperti siput dalam berlari. Sepertinya mereka penuh pertimbangan dalam melakoni lari seperti ini. Menghindar.
Mungkin masih banyak tipe-tipe pelari kehidupan yang berlari yang tak terdefinisikan sendiri olehku. Dan aku sendiri pun tak tahu masuk jenis pelari yang mana, dan semoga saja aku bukanlah seorang pelari terakhir seperti yang saya definisikan di atas. Dalam sebuah film Finding Forester, aku selalu terkesima dengan kata, run.. run... run... pada sebuah adegan akhir dari seorang tokohnya dari balik ruangan ke seorang anak di luar ruangan itu, karena aku tak tahu "run" seperti apa yang dimaksud oleh orang yang meneriakkannya.
Kembali kepada diri kita masing-masing, bisakah kita mendefinisikan sendiri, kita ini tipe pelari yang seperti apa dalam kehidupan ini???? Semoga definisi kita bukan hanya sebuah dongeng kata-kata belaka.
Selain lelah yang terasa ketika berlari, berlari itu sendiri bisa memberikan manfaat yang bagus buat kondisi kesehatan fisik, di antaranya memperlancar peredaran darah dan pernafasan, menetralkan depresi, mempercepat sistem penecernaan, membakar lemak bagi yang mau mengatasi kegemukan dan lain-lain sebagainya. Selain berguna bagi kesehatan fisik, dalam berlari mental pun sebenarnya dilatih. Mental ini dilatih ketika kita mencoba berusaha mengatur ritme irama langkah dalam berlari sehingga nafas sendiri tidak terlalu cepat menderu keras. Bagi yang tak bisa mengatur nafas dengan baik, tentunya aktivitas ini pun tak akan berlangsung lama, dan sebaliknya bagi yang bisa mengatur nafas dengan baik, aktivitas berlari ini bisa kita selesaikan sesuai dengan target yang kita inginkan.
Berlari pun sebenarnya bukan hanya sebuah aktivitas olahraga yang biasa rutin dilakukan oleh mereka yang senang jogging, oleh mereka yang menggeleti dunia olahraga lari dan jenis-jenis olahraga lainnya yang melibatkan aktivitas berlari di dalamnya. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita sendiri mengalami dan menyaksikan aktivitas ini. Ada yang terus berlari mengejar impian mereka, menerobos segala rintangan masalah di depannya, dan berusaha mewujudkan impian mereka menjadi kenyataan di garis finish yang mereka definisikan sendiri. Terkadang si pelakon lari ini tak menyadari kalau dirinya sedang berlari, karena yang mereka tahu hanya berlari dan berlari walaupun kata itu sendiri tak terdefinisikan di pikirannya ketika ia berlari.
Ada juga mereka yang berlari di tempat. Melakukannya tiap hari, menguras keringat sedemikian derasnya, hingga keringat itu sendiri bisa menjadi pemandian tersendiri buat mereka. Patutkah mereka disalahkan karena mereka berlari seperti ini? Mungkin ada di antara mereka yang dengan terpaksa melakukannya daripada tidak berlari sama sekali. Aku tak pantas menghakimi mereka yang melakukannya dengan sebuah keterpaksaan, karena mungkin dari keterpaksaan itu ada kejujuran yang tak bisa dihapus oleh keringat yang mengucur deras. Bagi mereka yang berlari seperti itu, semoga mereka bisa berlari selangkah lebih kencang dari langkah-langkah sebelumnya dan membuat satu perubahan yang lebih baik terhadap alur hidupnya.
Ada juga mereka yang berlari tak lurus ke depan sesuai dengan jalur lintasannya, tetapi mengambil jalan pintas, entah itu ke samping kiri dan kanan ataupun ke belakang. Pelari seperti ini justru bisa berlari secepat cheetah ataupun selambat kura-kura berlari. Pelari seperti ini ada yang menyesuaikan diri dengan keadaan, dan ada juga yang tak tahan dengan keadaan itu sendiri. Mereka tahu kapan bisa seperti chetaah ataupun seperti siput dalam berlari. Sepertinya mereka penuh pertimbangan dalam melakoni lari seperti ini. Menghindar.
Mungkin masih banyak tipe-tipe pelari kehidupan yang berlari yang tak terdefinisikan sendiri olehku. Dan aku sendiri pun tak tahu masuk jenis pelari yang mana, dan semoga saja aku bukanlah seorang pelari terakhir seperti yang saya definisikan di atas. Dalam sebuah film Finding Forester, aku selalu terkesima dengan kata, run.. run... run... pada sebuah adegan akhir dari seorang tokohnya dari balik ruangan ke seorang anak di luar ruangan itu, karena aku tak tahu "run" seperti apa yang dimaksud oleh orang yang meneriakkannya.
Kembali kepada diri kita masing-masing, bisakah kita mendefinisikan sendiri, kita ini tipe pelari yang seperti apa dalam kehidupan ini???? Semoga definisi kita bukan hanya sebuah dongeng kata-kata belaka.
9 comments
Dalam keadaan diampun kita sering berlari,,yang lari tentunya jiwa ataupun perasaan kita. Berlari secara fisik dan berlari secara naluriah tentu akan sangat berbeda, cape' dan letih yg di rasakan juga akn berbeda...hmm postingannya mantap sob, makasih ya..
aku disini... terus berlari... meraih mimpi...
hehehe... itu definisi gue sob !
berlari memang melelahkan,, tapi seperti yang anda katakan,,,, berlari juga kesehatan..,
terkadang kita berlari dari penatnya hidup dan masalah yg mendera...berlari sesaat, kluar dari lintasan..
aku bukan pelari yang handal. sulit bagiku untuk mengatur ritme nafas. tapi dalam kehidupan, entahlah aku ini pelari macam apa. hanya berharap bahwa lariku sesuai jalur, tidak berebelok, atau menyimpang. tak perlu mengambil jalan pintas, karena aku yakin, jalan yang sudah ditentukan buat aku, itulah yang terbaik :)
wow...nice...definisi yang mantap, diam pun itu berlari, suatu definisi yang tak terpikirkan ketika nulis tulisan ini. Mungkin masih banyak definisi2 berlari lainnya dalam kehidupan ini... terima kasih yaa sudah menambahkan... :)
Berlari itu memang melelahkan, dan semoga kita tak jera untuk berlari terusss....
Terkadang?? ehhmmm...iya juga yaaa, asal jangan lupa kembali ke lintasan yang sebenarnya aja yaa...
Yaa...semoga saja begitu.. sesuai jalur, tak bebelok atau pun menyimpang, karena bagaimana pun kita juga berperan dalam menentukan jalur yang terbaik itu...
bagi kamu yang punya canon eos m3 aku ada informasi cara install picture style eos m3, kamu bisa baca lengkap di siniCara install Picture style Canon EOS m3 mudah banget kok cara install nya.
Post a Comment
˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs