Apa kabarmu pedoman hidupku? Adakah engkau bersedih ketika engkau jarang tersentuh? Adakah engkau meratap ketika lembaranmu jarang ada yang terlipat? Lihatlah, mereka selalu datang kepadamu ketika kegelisahan hinggap, ketika keresahan sedang menyelimuti, dan ketika jiwa mereka sedang dirundung kesedihan. Mereka haus akan sebuah pencerahan, akan sebuah ketenangan hidup, akan sebuah pengajaran yang bisa membimbing mereka menemukan sebuah jalan menuju kebaikan, sebuah jalan keluar dari setiap permasalahan yang mereka adukan. Hal ini berlaku, ketika lingkungan sekitar mereka tak memperdulikan mereka, tak menawarkan sebuah jalan yang mereka inginkan.
Engkau tak menawarkan diri kepada mereka. Mereka yang mencari engkau karena mereka tahu engkaulah sumber pedoman hidup yang sebenarnya. Namun, berapa banyak di antara mereka yang dengan sesuka hati mereka mengabaikanmu ketika mereka berada dalam kondisi yang mereka senangi, ketika mereka terlena akan sebuah keberadaan yang tak selamanya ada. Engkau hanya menjadi sebuah pajangan ketika mereka berada dalam kondisi yang mereka senangi. Mereka membiarkanmu terkapar berselimut debu, bertumpuk dengan lembaran-lembaran lainnya ataupun terselip di antara jejalan-jejalan barang-barang yang mereka miliki pada sebuah etalase yang mereka sebut sebagai sebuah kerapian.
Engkau tak pernah iri akan kondisi mereka yang seperti itu, karena sejatinya mereka pun akan kembali kepadamu ketika mereka pernah mengenalmu sebelumnya. Dan bagi mereka yang tak pernah mengenalmu sama sekali, aku pun tak tahu akan berkata apa kepada mereka tentangmu. Justru, mereka-mereka yang tak pernah mengenalmu yang banyak aku temui di sekitarku dan mempertanyakan kekuatan terselubung di dalammu. Dan seperti biasa, aku hanya bisa menjadi pendengar sejati ketika sedang berada dalam kondisi ini, dengan sesekali melontarkan argumen-argumen sesuai pemahamanku ketika pernyataan-pernyataan yang mereka adukan kepadaku tak sesuai dengan pemahaman yang ada pada diriku.
Ada saat-saat tertentu ketika kerinduan mulai memuncak. Kerinduan akan arti napas sebenarnya, ketika sebuah pertanyaan muncul tentang akan berawal di manakah kehidupan ini ketika napas ini mulai terhenti. Sebuah ketakutan pun akan lahir karena tak tahu jawaban akan pertanyaan itu. Bagi mereka yang menemukan engkau, engkau pun menghibur mereka dengan kabar dan janji dari Sang Pemilik Kehidupan ini, mencoba membimbing mereka dengan rangkaian aksara-aksaramu yang penuh dengan berbagai makna. Dan bagi mereka yang tak menemukanmu ataupun tak mempercayaimu, mereka pun akan bergulat dengan pikiran mereka sendiri dan berharap akan menemukan sebuah cercahan harapan dari pergulatan pikiran mereka.
Dari awal engkau hadir, engkau meyakinkan mereka dengan sapaan "bacalah...". Dan di akhir pelengkap sempurnamu, engkau pun mempertegas kebenaranmu akan sebuah pedoman hidup yang Insya Allah jika mereka tetap berpegang padamu, jalan menuju-Nya akan tetap terbuka lebar.
Aku merasa tak pantas membicarakanmu. Aku hanya mencoba berusaha mengakrabimu, karena aku merasakan ketenangan ketika sedang bersamamu saat kegelisahan membuncah menutupi mata hati, saat diriku haus akan sebuah makna dari kehidupan yang aku lakoni. Aku pun hanya bisa mengharap sebuah ampunan dari-Nya yang menurunkanmu ke bumi ini jika ada kesalahan dariku dalam membicarakanmu.
Engkau tak menawarkan diri kepada mereka. Mereka yang mencari engkau karena mereka tahu engkaulah sumber pedoman hidup yang sebenarnya. Namun, berapa banyak di antara mereka yang dengan sesuka hati mereka mengabaikanmu ketika mereka berada dalam kondisi yang mereka senangi, ketika mereka terlena akan sebuah keberadaan yang tak selamanya ada. Engkau hanya menjadi sebuah pajangan ketika mereka berada dalam kondisi yang mereka senangi. Mereka membiarkanmu terkapar berselimut debu, bertumpuk dengan lembaran-lembaran lainnya ataupun terselip di antara jejalan-jejalan barang-barang yang mereka miliki pada sebuah etalase yang mereka sebut sebagai sebuah kerapian.
Engkau tak pernah iri akan kondisi mereka yang seperti itu, karena sejatinya mereka pun akan kembali kepadamu ketika mereka pernah mengenalmu sebelumnya. Dan bagi mereka yang tak pernah mengenalmu sama sekali, aku pun tak tahu akan berkata apa kepada mereka tentangmu. Justru, mereka-mereka yang tak pernah mengenalmu yang banyak aku temui di sekitarku dan mempertanyakan kekuatan terselubung di dalammu. Dan seperti biasa, aku hanya bisa menjadi pendengar sejati ketika sedang berada dalam kondisi ini, dengan sesekali melontarkan argumen-argumen sesuai pemahamanku ketika pernyataan-pernyataan yang mereka adukan kepadaku tak sesuai dengan pemahaman yang ada pada diriku.
Ada saat-saat tertentu ketika kerinduan mulai memuncak. Kerinduan akan arti napas sebenarnya, ketika sebuah pertanyaan muncul tentang akan berawal di manakah kehidupan ini ketika napas ini mulai terhenti. Sebuah ketakutan pun akan lahir karena tak tahu jawaban akan pertanyaan itu. Bagi mereka yang menemukan engkau, engkau pun menghibur mereka dengan kabar dan janji dari Sang Pemilik Kehidupan ini, mencoba membimbing mereka dengan rangkaian aksara-aksaramu yang penuh dengan berbagai makna. Dan bagi mereka yang tak menemukanmu ataupun tak mempercayaimu, mereka pun akan bergulat dengan pikiran mereka sendiri dan berharap akan menemukan sebuah cercahan harapan dari pergulatan pikiran mereka.
Dari awal engkau hadir, engkau meyakinkan mereka dengan sapaan "bacalah...". Dan di akhir pelengkap sempurnamu, engkau pun mempertegas kebenaranmu akan sebuah pedoman hidup yang Insya Allah jika mereka tetap berpegang padamu, jalan menuju-Nya akan tetap terbuka lebar.
Aku merasa tak pantas membicarakanmu. Aku hanya mencoba berusaha mengakrabimu, karena aku merasakan ketenangan ketika sedang bersamamu saat kegelisahan membuncah menutupi mata hati, saat diriku haus akan sebuah makna dari kehidupan yang aku lakoni. Aku pun hanya bisa mengharap sebuah ampunan dari-Nya yang menurunkanmu ke bumi ini jika ada kesalahan dariku dalam membicarakanmu.
Source Pic: Random Taken From Google
36 comments
Lautan kasih Tuhan tak bertepi. Hanya saja manusia tak pernah menyadarinya......
Sebutlah nama-Nya dalam setiap hembusan nafasmu........
In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful.
Proclaim! (read!) in the name of thy Lord and Cherisher, Who created-
Barokallahu lakum fii Ramadhan,,.
masyaALLAH, baraakallaahu fiik.. izin copas ya, bwt note d FB.. insyaAllah ttap mencantumkan link-nya.. :)
Hanya sedikit kutahu a ba ta
Alif Baa Taa
Selebihnya tiada
Tiadapun yg dapat ku utarakan tentang lembaran suci itu.
Sedikit yg ku tahu, lembaran itu telah mampu mengubah negeri yg terkenal bengis dan kejam, menjadi sebuah negeri panutan.
Karena lembaran suci itu diturunkan disana.
Namun lihatlah kembali negeri itu...
Nampaknya kini kembali pada peradaban sebelumnya.
Imam Ghozali pernah menyatakan, "Kelak lembaran suci itu hanya akan menjadi lembaran usang, disaat manusia hanya akan membacanya siang & malam, tanpa sedikitpun menyelami makna di dalamnya."
Namun dengan membaca artikel yg sobat tuliskan diatas, betapa beruntungnya negeri kita yg masih mempunyai warganegara seperti sobat, yg mampu menyelami dalamnya makna lembaran suci itu. Subhanallah ...
sedih sama diri ini yang sepertinya sangat jauh dari-Nya
astagafirullahh..
terimakasih tulisannya sangat membantu
Already follow :) follback jika berkenan
sepakat sma maz budi, "Berangkat dari ayat itu, aku ingin mengakrabinya.... "
Niat hati dibulan ramadhan dan bulan2 lainnya ingin bermesraan setiap hari tapi apalah daya belum kesampean juga.
Semoga Allah memberi petunjuk kepadaku. Tq atas artikelnya yg sangat bagus.
Subhanallah.. :D
hmmm kata2n itu bnr bgt,, dkala qta ad mslh bru dah baca al-qu'ran.. huft krng mensyukuri nikmat aq T.T subhanallah
kata-katanya ngena banget, emang sebagian besar orang kayak gitu sekrang.hmm
tulisannya bagus :)
menjadi renungan bersama dan semoga bisa menjadi insan yang mulia-Nya di muka bumi ini...amiiin..
Aku izin kopas juga ya ke fb... sumber'a di cantumkan ko.. ^^
alhamdulillah saya bisa baca Qur'an.. kadang kasihan sama temen2 saya yg g bisa baca Qur'an.. melas..
Alhamdulillah, saya bisa baca dan masih membaca Al Qur'an sampai sekarang. Walau hanya beberapa ayat/hari :')
jangan terlalu lama bergulat dengan piliran sendiri.. biarkan ia menang.. tapi kadang emang harus kita ambil alih kemenangan :(
Subhanallah adakah yang mau ajarin saya mengaji dan mengkaji Qur'an? salam kenal sama admin :)
sam kereeeeeeennn ~^o^~
Subhanalloh.. Keren ka tulisannya.. terasa sangat dari hati.. Lembaran suci itu memang senantyasa merindukan kita.. semoga kita pun tak membalas kerinduannya dengan sebuah kepupusan.. Semoga Alloh menjadikan kjita golongan orang2 yang mendapatkan naum\ngan pada hari akhir karena lembaran suci yang tak pernah kita lupakan itu.. Allohumma Aamiin..
Semoga kita bisa tetap mengingat-Nya di setiap hembusan nafas kita.... :)
Berangkat dari ayat itu, aku ingin mengakrabinya.... :)
hehehe... silahkan mbak... :)
wuishhh... komennya panjang bangett... Aku tak mau bilang kalau diriku mampu menyelami dalamnya makna lembaran suci itu... karena aku juga termasuk salah satu dari mereka yang sering melupakannya.... :)
hehehe... sama-sama dan mari saling mengingatkan......:)
sepertinya itu sepakat sama saya deh...:D
Amiinn... semoga bermanfaat yaaaa.....:)
Baru kali ini aku ngeliat orang ngucapin "Subhanallah" sambil nyengir...:D
iya.. sepakat... karena aku pun demikian juga adanya...:)
Waduhh... saya ga bisa bilang kalo sebagian besar orang kayak gitu, syukur-syukur kalo kita sendiri merasa demikian dan mau berubah...heheh :)
Semoga yaa...Aamiin... :)
Silahkan... dengan senang hati mengijinkan...:)
Alhamdulillah juga yaaa...diajarin atuh teman2nya yang ga bisa supaya bisa...hehehe...:)
terima kasih yaaaaaa.......
terima kasih atas apresiasinya yaaa... semoga tulisan ini bukan hanya sekedar tulisan, tetapi sebagai bahan pengingat kepada kita semua, termasuk saya sendiri, karena saya pun masih termasuk golongan yang sering melupakan dan melalaikannya... :)
Kita sama-sama belajar yaaa... salam kenal juga yaaa... :)
Syukur deh kalo bisa dan masih mau membacanya, daripada tidak sama sekali... :)
Sepertinya menurutku harus seimbang... :)
Post a Comment
˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs