...Tak tahu punya siapa, nemu di arsip pribadi... |
Ada saatnya manusia merasa tidak puas dengan suatu pencapaian dalam hidupnya. Ada saatnya kenyataan yaang terjadi tak sesuai dengan yang mereka inginkan. Ada kalanya manusia dalam selimut hari di mana mereka tak seberuntung hari-hari sebelumnya. Ada kalanya manusia merasa bahwa kehidupan ini tidak adil menurut jalan pikirannya. Semua itu adalah bentuk kekecewaan manusia terhadap alur kehidupan yang nyatanya mereka susun sendiri tapi mereka malah balik mempertanyakannya.
Tak sadar kita mempertanyakannya. Tak sadar kita membisikkan kalimat itu. Tak sadar kalau kita memikirkannya. Tak sadar kalau itu adalah sebuah keluhan kepada Sang Pemberi Hidup. Tak sadar kalau kita telah mempertanyakan takdir yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Teringat sebuah pepatah yang berbunyi "Manusia berpikir, Tuhan pun tertawa". Tapi seperti apa tawa Tuhan sebenarnya? Aku akui kalau dunia pikirku tak sanggup menelusurinya. Namun, kita tak boleh hanya berdiam diri di sana, berdiam diri pada dunia pikir tanpa bertindak sama sekali. Tetapi apakah kita salah kalau kita mempertanyakan semuanya?
Mari menganggap semua itu adalah sebuah permainan. Sebuah permainan yang memaksa untuk dimengerti ketidakmengertiannya. Manusia memang bergerak, melangkah mencari sesuatu yang belum pasti. Karena sifatnya yang belum pasti itu, maka kita ingin memastikannya berdasarkan harapan dan cita-cita yang kita tanam dalam benak kita. Mungkin itulah esensi dari sebuah usaha bagi manusia, yakni manusia hanya diwajibkan berusaha, dan sisanya kita kembalikan kepada-Nya. Ketika kita mempermasalahkan ketidakpuasan kita terhadap suatu pencapaian dalam bermain, mari kita berdamai dengannya sembari mempelajarinya untuk kemudian mencari letak titik kesalahannya dalam permainan. Karena kita harus yakin bahwa manusia dipimpin oleh wasit Sang Maha Adil dalam melakoni permainan ini, maka tak ada kemungkinan bahwa manusia akan diperlakukan tidak adil dalam permainan ini. Walau kita merasa benar, tetapi kita yakin bahwa manusia itu adalah gudangnya kesalahan. Kata Iwan Fals dengan judul lagunya, "Hadapi Saja".
Sebaliknya, ketika manusia sedang berada dalam balutan indahnya hidup, merasakan apa yang diimpikannya, mengalami apa yang dicita-citakannya, adakah mereka mempertanyakan hal yang sama? Mari kita jawab sendiri saja pertanyaan itu. Karena jawaban kita pasti akan berbeda kalau kita ungkapkan, tetapi aku yakin kalau jawaban kita akan sama kalau benak kita yang terdalam yang menjawabnya. Saat ini, kita sering mendengar kalimat yang seharusnya patut diucapkan kala kita mensyukuri sesuatu, dan aku hanya bisa berharap semoga kalimat itu bukanlah sebuah sindiran akan sebuah syukur dalam hidup, bukan sebuah lelucon yang membuat kita tertawa terbahak-bahak melupakan ke-manusia-an kita yang kadang tak berdaya.
Sampai kapanpun manusia akan selalu berada dalam lingkaran teka-teki hidup. Sadar atau tidak teka-teki ini penuh dengan masalah. Dan masalah ini menuntut sebuah penyelesaian demi sebuah pencapaian tujuan hidup yang lebih baik. Menyelesaikannya pun bukan dengan berdiam diri mempertanyakan permasalahan.
Tak sadar kita mempertanyakannya. Tak sadar kita membisikkan kalimat itu. Tak sadar kalau kita memikirkannya. Tak sadar kalau itu adalah sebuah keluhan kepada Sang Pemberi Hidup. Tak sadar kalau kita telah mempertanyakan takdir yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Teringat sebuah pepatah yang berbunyi "Manusia berpikir, Tuhan pun tertawa". Tapi seperti apa tawa Tuhan sebenarnya? Aku akui kalau dunia pikirku tak sanggup menelusurinya. Namun, kita tak boleh hanya berdiam diri di sana, berdiam diri pada dunia pikir tanpa bertindak sama sekali. Tetapi apakah kita salah kalau kita mempertanyakan semuanya?
Mari menganggap semua itu adalah sebuah permainan. Sebuah permainan yang memaksa untuk dimengerti ketidakmengertiannya. Manusia memang bergerak, melangkah mencari sesuatu yang belum pasti. Karena sifatnya yang belum pasti itu, maka kita ingin memastikannya berdasarkan harapan dan cita-cita yang kita tanam dalam benak kita. Mungkin itulah esensi dari sebuah usaha bagi manusia, yakni manusia hanya diwajibkan berusaha, dan sisanya kita kembalikan kepada-Nya. Ketika kita mempermasalahkan ketidakpuasan kita terhadap suatu pencapaian dalam bermain, mari kita berdamai dengannya sembari mempelajarinya untuk kemudian mencari letak titik kesalahannya dalam permainan. Karena kita harus yakin bahwa manusia dipimpin oleh wasit Sang Maha Adil dalam melakoni permainan ini, maka tak ada kemungkinan bahwa manusia akan diperlakukan tidak adil dalam permainan ini. Walau kita merasa benar, tetapi kita yakin bahwa manusia itu adalah gudangnya kesalahan. Kata Iwan Fals dengan judul lagunya, "Hadapi Saja".
Sebaliknya, ketika manusia sedang berada dalam balutan indahnya hidup, merasakan apa yang diimpikannya, mengalami apa yang dicita-citakannya, adakah mereka mempertanyakan hal yang sama? Mari kita jawab sendiri saja pertanyaan itu. Karena jawaban kita pasti akan berbeda kalau kita ungkapkan, tetapi aku yakin kalau jawaban kita akan sama kalau benak kita yang terdalam yang menjawabnya. Saat ini, kita sering mendengar kalimat yang seharusnya patut diucapkan kala kita mensyukuri sesuatu, dan aku hanya bisa berharap semoga kalimat itu bukanlah sebuah sindiran akan sebuah syukur dalam hidup, bukan sebuah lelucon yang membuat kita tertawa terbahak-bahak melupakan ke-manusia-an kita yang kadang tak berdaya.
Sampai kapanpun manusia akan selalu berada dalam lingkaran teka-teki hidup. Sadar atau tidak teka-teki ini penuh dengan masalah. Dan masalah ini menuntut sebuah penyelesaian demi sebuah pencapaian tujuan hidup yang lebih baik. Menyelesaikannya pun bukan dengan berdiam diri mempertanyakan permasalahan.
Hati manusia adalah luka Tuhan yang terbuka
Hati manusia adalah suka Tuhan yang terbuka,
bahkan kita pun kadang merasa hati juga adalah canda Tuhan yang terbuka.
(**entah di buku mana dan halaman berapa**)
24 comments
hidup ini hanyalah sementara, apa yg perlu ialah kita harus menghayati dan menghargai setiap detik yang kita lalui dalam kehidupan ini..dan juga perlu belajar menjadi manusia yang bersyukur..
memaksan untuk dimengerti ketidakmengertiannya (aku baca bagian ini beberapa kali)!!!
yahh,. semoga pengertian yang diberikan itu tidak lantas membuat kita menjadi berhenti, untuk mencari tau tentang apa yang tidak kita mengerti
Permainan Tuhan kita lewati saja dengan tertawa, seperti permainan-permainan lainnya. Toh, sama bukan? :)
manusia itu ya selalu begitu. klo ada itu permainan Tuhan sayangnya gue tidak pernah diberitahu aturan maennya. boleh saja Tuhan mengatasnamakan Takdir dalam membimbing setiap langkah hidup manusia. toh sebenarnya apa yang kita usahakan juga termasuk permainan Tuhan. permainan yang menyenangkan bagi yang beruntung dan permainan yang menyiksa bagi yang sangat merugi. prokotiew podo ae.
Intinya kita harus terus move on kan bang sam :)
keep moving forward !
tulisan yang sangat membangun :)
Asalkan percaya bahwa Tuhan Maha Mengetahui yang terbaik, memberi apa yg memang kita butuhkan, bukan sekedar apa yg kita inginkan..hhu. :D
*merenung*
segala terjadi untuk yang terbaik :D
harus tetap berprasangka baik sama Pemilik Segala Kejadian :)
*btw, profil blog kamu hidden ya sam?
kalau kita selalu merasa kurang, artinya merasa bahwa tak sempurna dan selayaknya untuk lebih mendekatkan diri ke Maha Sempurna.
kunjungan sore menjelang tengah malam :)
Hmm,,, mengeluh emang udah Manusiawi siy, tak sadar juga Kita melakukannya. Boleh saja,, Kita sesekali mengeluh... akan lebih bijak mengeluh pada Tuhan. Setelah itu Kita harus bangkit & menjalani semuanya dgn Semangat berubah ke arah yg lebih baik. Intinya Kita harus mensyukuri semua KarunianNYA.
Hweheee...
Hati manusia adalah luka Tuhan yang terbuka
Hati Manusia adalah suka Tuhan yang terbuka
Hmmm, saya suka penggalan quote diatas, terasa manis dan terlampau filosofis. tapi.... ahhhh, ada yang janggal. entah apa^^
Entah harus berkomentar apa. Yang pasti, baca postingan ini membuat ane merenung untuk yg kesekian kalinya. Hmm,,,
Salam kenal, Sam. :)
Aku sepakat dengan komentarnya... cuma terkadang kita malah cenderung tenggelam dalam hingar bingar kehidupan dan lupa dengan permainan yang kita lakoni... :)
Semoga kalimatnya tidak memusingkan yaa... :D
Tetapi menurutku sepertinya perlu berhenti sejenak untuk rehat kemudian lanjut kembali mencari tau apa yang kita tidak mengerti.. :)
Kalo menurutku, aku tak bisa bilang sama.. tergantung situasi dan kondisi.. mungkin sekarang kita bilang sama, dan di lain waktu kita mempermasalahkannya... manusiawi.. tak ada manusia yang bisa lepas dari keluhan.. :)
Aku jadi bertanya, adakah manusia yang sepanjang perjalanan hidupnya yang notabene adalah 'permainan' penuh dengan tawa?? Kalaupun ada, mungkin cuma orang gila ajaa... :)
Sama mbak, saya juga tak pernah diberitahu secara langsung aturan mainnya, dan hanya mencoba mengerti aturan main-Nya saja...
Ya memang apa yang kita usahakan juga permainan Tuhan. Tetapi andai hasil dari usaha itu sudah kita tahu, jadi buat apa kita bermain lagi?? langsung game over aja sepertinya lebih bagus.. toh tinggal menunggu hasil saja, karena sudah pasti...
Untung dan rugi yang dialami pemainnya pasti ada sebabnya... yang beruntung menikmatinya dan yang merugi mempermasalahkannya.
Jadi, opone sing podo??? D:D
Sepertinya begituu... semuanya tergantung bagaimana kita memaknainya...:)
Iyaaaa... sepakat amaa dirimu... :D dan selamat merenung yaaaaaa... :)
Yaaa... kita harus berprasangka baik kepada Sang Pemilik Segala Kejadian, karena manusia memang diuji oleh-Nya sesuai dengan kadar kemampuannya untuk menghadapi ujian itu... :)
**Aku baru nyadar kalo profilku ke hidden, padahal dulunya ga.. mungkin karena akhir2 ini keseringan ngedit2 template dan semacamnya.. :D (hahaha ngelessss)... :)) terima kasih sudah mengingatkan...
iya seharusnya begitu... tetapi kehadiran Yang Maha Sempurna itu kadang terlupakan dan melupakan keterlibatan-Nya di setiap langkah dan peristiwa yang kita alami.. :)
Sepertinya ga usah ngomong lebih bagus.. :)
Yaaaa.. sepakat dah kalo begituu.. sepertinya kalau ga mengeluh, namanya bukan manusia, tetapi ada yang disembunyikan dan ada pula yang diungkapkan dengan terang-terangan... :)
Emang sih kalimat itu filosofis banget, namanya juga kalimat kutipan... :D Saya juga sampai sekarang masih sulit mencerna arti dari kalimat itu, walaupun kalimat itu udah lama kedengaran di telinga saya... :)
Apanya yang ganjal...?? Penasaran juga nih sayahnya... :)
Nah tuh bisa berkomentar... :D
Selamat merenung yaaaa.. dan salam kenal juga...:)
Post a Comment
˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs