Serba Salah

Kemungkinan itu semakin tipis seiring berjalannya waktu. Keberanian yang kukumpulkan tidak kuasa melawan tekadku untuk bisa mewujudkannya sampai saat ini. Apa yang kurisaukan. apa yang kutakutkan. Satu kesempatan yang untuk pertama kalinya datang, mungkin di lain waktu tidak akan muncul lagi tapi mungkin juga iya. Namun sekarang yang ada di depan mata adalah satu kepastian yang sangat aku sia-siakan. Aku mempersulit mereka yang membantuku. Tetapi sampai saat ini harapan itu masih tersisa. Akankah aku dapat mewujudkan satu mimpi yang dulu hanya merupakan angan-angan belaka. entahlah.... Semakin kumikirkannya, semakin aku tak punya jawaban untuk mengambil satu tindakan.

Tak pernah ada kata puas dalam diri ini dalam meraih sesuatu, selalu ingin lebih. tetapi rasa karena akan mengecewakan orang lain menjadi hambatan tersendiri untuk bisa meraih sesuatu yang sebenarnya bisa kuraih.. Apakah mereka menghalangiku, atau mendukungku.... Entahlah, aku sendiri belum bercerita tentang rencana ini.... Bingung harus mulai dari mana untuk bercerita.... Haruskah aku memulai dengan kalimat, pada zaman dahulu kala hiduplah seorang manusia yang dilanda kebingungan dalam memilih antara hidup dan mati, ataukah aku harus berdiam diri selamanya tanpa pernah menemukan jawaban yang pasti dan membiarkan waktu menerlantarkanku di mana pun aku berada....

Kebodohan masih menggerogotiku, di kala aku hanya bisa diam seribu bahasa dalam menghadapi masalah.... Bercerita merupakan sesuatu yang membahayakan bagiku, dan akhirnya aku hindari untuk melakukannya.... Sekarang pun demikiaan. Orang yang berkompetensi ada di depan mataku, sangat nyata..... Namun keberanian itu menciut di kala aku ingin mengawalinya.

Haruskah aku berdiam diri selamanya, selamanya menelan apa yang diperintahkan dan patuh pada hal itu. Apa yang saya takutkan. Bukankah ketakutan itu seharusnya hanya ditujukan pada yang menciptakan takut itu.... Dan bukankah Keberanian adalah puncak ketakutan yang paling tinggi........