Recent Comments
Loading...
Recent Comments

Berdamai Dengan Tidur

01 June 2011

NIkmatnyaaaaa...Bisa Tidur Pulas....

Tidur bagi manusia merupakan salah satu aktivitas istirahat manusia sehabis mengerjakan suatu aktivitas yang menyebabkannya merasa kelelahan dalam hal fisik ataupun pikiran. Hal ini bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik ataupun pikiran yang letih hingga bisa segar kembali. Semua organ-organ yang ada di dalam maupun di luar tubuh manusia diistirahatkan dari kerja panjang dalam melakukan aktivitas. Jika pengertian di atas tidak berlaku pada diri seseorang, maka patut dipertanyakan ada sesuatu yang terjadi dalam diri manusia itu. Orang-orang bilang insomnia, tetapi bukankah insomnia ini adalah penyakit yang benar-benar bermusuhan sama tidur, hingga memejamkan mata hanya untuk buat diri tidak sadar sekejap pun susah.

Aku merasa kondisi tidur bisa dilakukan kalau fisik betul-betul sudah berada di ambang batas lelah. Saat itu aku bisa tidur tapi hanya sesaat. Aku merasa tidak menikmatinya sama sekali. Intinya, saat aku menginginkan tidur jadi temanku, hal itu tidak terjadi padaku, namun saat aku sebenarnya tidak mau tidur, aku malah bisa tertidur pulas walaupun cuma sesaat. Apakah hal ini masih dalam pengertian insomnia? Menurutku tidak.. Jadi apa yang terjadi?

Apakah ini yang dinamakan tidak semua keinginan dapat terkabul begitu saja, harus ada proses untuk menggapai semuanya? Apakah dalam masalah tidur hal ini berlaku juga? Sepertinya kelihatan sepeleh, tapi ini kenyataan. Manusia mempunyai kebiasaan alami yakni, saat matahari terbit hingga tenggelam, saat itu manusia seharusnya terjaga, dan saat matahari tenggelam hingga terbit kembali, saat itu manusia seharusnya terlelap dalam tidur. Tapi ini bersifat relatif, tergantung kondisi manusianya sendiri dan bagaimana mereka memandang tidur itu sendiri. Hal ini bersifat alami bagi manusia. Bagi binatang….. tidak semua binatang seperti ini. Seperti kelelawar, kalong, kampret dan tarsius serta jenis-jenis lainnya yang berlawanan dengan sifat alami manusia pada umumnya. Cahaya bagi mereka adalah kegelapan bagi mereka. Karena gelap, mereka tidak bisa beraktivitas, dan kita menyebut mereka itu tidur. Tapi benarkah mereka tidur? Contoh lain lagi yakni ayam. Ayam seperti manusia pada umumnya, kegelapan baginya adalah betul kegelapan, yang membuatnya berhenti beraktivitas. Tapi apakah mereka tidur? Tidak, karena ayam dapat merasakan aktivitas di sekitarnya dalam kegelapan yang membuatnya harus merespons dengan gerakan aktivitas itu. Kalau boleh jadi lelucon, binatang yang satu ini adalah binatang geli-an, terlalu sensitif. Hehehehe…. Orang orang bilang, aktivitas ayam seperti ini karena ia tidak dapat melihat dalam gelap dan biasa disebut sebagai rabun ayam. Kembali kepada manusia, benarkah dalam diri manusia ada sifat kebinatangan? Hingga sifat kelelawar, kalong, kampret atau tarsius pun bisa ditiru oleh manusia… dan hal inilah yang membuat manusia unik… bermacam macam sifat ada dalam diri manusia yang mungkin susah dipahami oleh manusia lainnya.

Ada sebuah buku yang membahas tentang tidur dan mempertanyakan kapan orang bisa merasakan nikmatnya tidur. Kebetulan hal ini dalam buku itu adalah sebuah dialog yang mempertanyakan hal kapan kita merasakan nikmatnya tidur. Jawaban pertama adalah ketika kita bangun dari tidur, setelah tidur. Tetapi disanggah dengan jawaban, itu bukan nikmatnya tidur yang kita rasakan, tetapi nikmatnya bangun. Jawaban kedua adalah ketika kita akan tidur. Tidur saja belum, bagaimana kita bisa merasakan nikmat sesuatu yang sesuatu itu belum kita lakukan. Kalau begitu ketika kita tidur. Bukankah ketika kita tidur akal kita mati dan kita tak sanggup merasakan apapun sebab kita sedang tidak sadar, dan bahkan ketika kita tidur, kita tidak punya rasa malu. Percakapan itupun diakhiri dengan jawaban, kamu gilaaaaaaa.

Jadi, kapan kita merasakan nikmatnya tidur? Adakah hubungannya dengan pikiran kita? Tapi apa yang saya pikirkan, sepertinya semuanya masuk dan keluar begitu saja tanpa pernah aku permasalahkan. Yaaa, pada dasarnya aku pasif dalam hal sesuatu dan tidak mau ambil pusing terhadap sesuatu. Jadi apa donk?

Berbagai cara telah aku lakukan untuk mengatasi masalah ini, diantaranya membuat fisik letih hingga pegal pegal tidak karuan. Semuanya berbau dipaksakan dalam hal ini hingga bagaimana fisik itu bisa letih. Hal ini justru tidak mengembalikanku pada kondisi bisa tidur. Cuma fisik yang lelah, tetapi mengistirahatkan fisik dengan tidur masih terlalu sulit.

Yang ke dua, baca buku apapun yang bisa kupahami ataupun yang sulit kupahami hingga mata menjadi letih dalam hal melek. Namun, yang bekerja dalam hal ini adalah pikiran yang menerawang yang terus mencoba memvisualisasikan apa yang tertulis di buku dan terbaca oleh diri ini. Kekuatan pikiran untuk terus menerawang lebih besar ketimbang kekuatan mata untuk menutup sejenak akibat keletihan berfokus pada rangkaian huruf-huruf, hingga keinginan untuk tidur pun kembali gagal.

Yang ke tiga, nonton film yang seru atau membosankan dalam kondisi berbaring. Seperti halnya membaca, mata dalam hal ini jadi letih dalam hal melek. Mata sudah terpejam dan berharap sudah bisa bersahabat dengan tidur, tapi apa yang terjadi, suara dari media pemutar film itu menjadi penghalang untuk tidur. Bahkan pernah suatu ketika aktivitas ini kulakukan dengan tanpa suara, tetapi justru pikiran yang berkerja ingin mengetahui apa yang disampaikan oleh film itu. Dan seperti solusi yang kedua tadi, solusi ketiga ini kembali gagal membuatku bersahabat dengan tidur.

Yang ke empat, padamkan lampu, matikan komputer, lalu berbaring di ranjang sambil membungkus tubuh ini dengan selimut, tak ketinggalan kepala ditindih dengan bantal. Tapi, apa yang terjadi, badan memaksa untuk bergerak ke kanan dan ke kiri, telentang dan tengkurap grusak grusuk ga karuan.  Bosan dengan kegiatan itu, kembali terduduk di pinggir ranjang, berdiri menyalakan lampu, dan garuk-garuk kepala.

Yang ke lima, aku belum melakukannya karena aku sendiri belum mengetahui solusi yang kelima ini, hehehhe...

Yang ke enam, lebih lebih yang ke enam... yang ke lima aja belum.

Yang ke tujuh….. woiiii udah woi jangan dilanjutkan lagi… pikirin lagi cara dan strategi yang lain untuk bisa berdamai dengan tidur...

Tambah ngga bisa tidur donk kalo pake mikir segala....

Gubrakkkkkkkkkk…...wkwkwkwk...menertawai kebodohan diri sendiri....sekali lagi wkwkwkwkw....




I Masih Melek dan Melotot (IM3)

8 comments

Reply Delete

..saat aku menginginkan tidur jadi temanku, hal itu tidak terjadi padaku, namun saat aku sebenarnya tidak mau tidur, aku malah bisa tertidur pulas walaupun cuma sesaat..

Pipi banget klo lg dpat jaga malam..hahahaha
pas dpt jaga, ngantuk terus bawaannya, tp klo lg free jaga, malah susah tidur.. :))

yayaya..
jd bagaimana berdamai dengan tidur??
klo sdh dpt solusi ke 5, 6 dan slanjutnya, kasi tau yaa..hihi

nice post.. :)

Reply Delete

wwkkwkwkwkwk...insomnia angkyt..kayak diriku..jadilah skrng aku sakit..ngajar setoran kayakya semalam 2 postingan langsung di posting...kalah saya.

Reply Delete

Baca ini jadi bikin mau tidur, tapi beberapa jam lagi ui... Masa' jam segini mau tidur.

Reply Delete

Jadi, kapan merasakan nikmatnya tidur? Mungkin kita harus bertanya2 sama penghuni perut kita ya, sama sistem pencernaan, sistem saraf?

Ah sudahlah, yang penting nikmat saat bangun ^__^

Reply Delete

Waduhhh... ada yang lebih berpengalaman ternyata.. :))... ga ahh.. malas cari solusi lagi, bisa-bisa cuma sibuk nyari solusi, ga ketemu-ketemu malah ga bisa tidur sama sekali jadinya.... :D

Reply Delete

heheheh... Mari balap karung numpahin postingan-postingan... untuk sementara bulan ini aku memimpin dengan skor 2-0 wkwkwkwkkw.....

Reply Delete

kalo ditanyain terus, kayanya ga bakalan ngerasain nikmatnya tidur Mbak... Kalo bertanya ama penghuni prrut, sistem pencernaan dan sistem saraf kita.. Bukannya semuanya itu masih satu sistem dengan pikiran kita yang mempertanyakan semuanya?? :D

Sepakaatt Mbak.... Kalo bangun baru bisa dinikmati karena kita tersadar di sana ketika mengalaminya... :))

Post a Comment

˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs