Kamu adalah apa yang kamu tulis, di sini dan sekarang, kejadian demi kejadian,dan akhirnya keluar dari padanya.
Aku baru membaca sebuah tulisan tentang seekor burung beo yang hanya fasih bisa mengucapkan kalimat itu. Sekilas tidak ada yang aneh tentang ucapan itu. Hingga suatu saat seekor kucing menerkam si burung beo, hingga akhirnya hanya bisa mengucapkan, 'keak...keak... keak...keak...', dan akhirnya si burung beo tersebut menghembuskan napas terakhirnya di dunia ini.
Betapa seringnya kita tidak menyadari bahwa semua yang terjadi pada diri kita adalah akibat ulah kita sendiri. Kita tidak sadar bahwa kita menuliskannya dalam lembaran sejarah masa lalu kita. Entah akan dikenang atau tidak, intinya semuanya telah tercatat oleh masa lalu, semua kejadian demi kejadian di saat ini di sini dan di manapun akan menjadi sejarah kita tersendiri dalam mengarungi hidup ini. Hingga suatu waktu, kita akan keluar dari dunia ini dengan hanya menyisakan raga kita yang telah kaku. Saat-saat itu... seperti burung beo tadi, mungkin hanya bisa berteriak keak... keak... keak... sebelum betul-betul pergi dari dunia ini. Adakah kita bisa merasakan apa yang dirasakan burung beo saat ajal menantinya. Akankah nasib kita akan seperti itu, yang walaupun tidak diterkam oleh seekor kucing pun, kita nantinya akan mengalami hal yang sama seperti burung beo tersebut.
Kita tidak pernah menyadari semakin mendekatnya kematian, seperti kita tidak menyadari dengan apa sebenarnya kita bisa hidup. Yang kita sadari cuma bagaimana bisa memenuhi kebutuhan hidup agar tetap bisa bertahan hidup di tempat fana ini. Kita tidak pernah memikirkan sebuah kehidupan yang masih menjadi misteri setelah napas kita terhenti di dunia ini. Kita tidak pernah merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang mengalami sakratul maut. Dan kita tidak menyadari bahwa ada seharusnya yang harus ditakuti dalam melangkahkan kaki kita ini, agar kita bisa membedakan yang baik dengan yang buruk. Kita semua sudah buta, dibutakan oleh zaman yang menawarkan sejuta rasa yang kenikmatannya hanya sesaat, dan mengabaikan kenikmatan yang sebenarnya yang telah dijanjikan oleh Yang Maha Kuasa.
Hidup dimulai ketika napas mulai terhenti. Betapa ganjilnya perkataan itu. Tapi itulah yang diucapkan oleh Buya Hamka. Sampai sekarang pun aku tak bisa memahami maknanya. Tapi menurutku, keyakinan bahwa kehidupan setelah mati pasti ada dan abadi. Dan cuma ada 2 tempat persinggahan, yang baik dan yang buruk. sedang di antara keduanya, menurutku tidak akan ada sama sekali. Tapi bagaimana dengan keberadaan sekarang ini. tak dapatkah disebut sebagai salah satu definisi hidup. Jadi, status kita saat ini apa??...
Dan akhirnya, aku cuma ingin menulis.. belajar menulis yang lebih baik. tentang pengalaman yang kualami, tentang kenyataan yang aku ingkari, tentang keberadaan yang tak bermakna, tentang keputus asaan, tentang kebahagiaan... dan semuanya yang termasuk dalam cita rasa hidup... Tapi ternyata, aku harus masih banyak belajar merangkai kata-kata menjadi kalimat yang memiliki alur tersendiri, dan tidak seperti benang kusut yang tidak bisa diurai keberadaannya.....
Aku baru membaca sebuah tulisan tentang seekor burung beo yang hanya fasih bisa mengucapkan kalimat itu. Sekilas tidak ada yang aneh tentang ucapan itu. Hingga suatu saat seekor kucing menerkam si burung beo, hingga akhirnya hanya bisa mengucapkan, 'keak...keak... keak...keak...', dan akhirnya si burung beo tersebut menghembuskan napas terakhirnya di dunia ini.
Betapa seringnya kita tidak menyadari bahwa semua yang terjadi pada diri kita adalah akibat ulah kita sendiri. Kita tidak sadar bahwa kita menuliskannya dalam lembaran sejarah masa lalu kita. Entah akan dikenang atau tidak, intinya semuanya telah tercatat oleh masa lalu, semua kejadian demi kejadian di saat ini di sini dan di manapun akan menjadi sejarah kita tersendiri dalam mengarungi hidup ini. Hingga suatu waktu, kita akan keluar dari dunia ini dengan hanya menyisakan raga kita yang telah kaku. Saat-saat itu... seperti burung beo tadi, mungkin hanya bisa berteriak keak... keak... keak... sebelum betul-betul pergi dari dunia ini. Adakah kita bisa merasakan apa yang dirasakan burung beo saat ajal menantinya. Akankah nasib kita akan seperti itu, yang walaupun tidak diterkam oleh seekor kucing pun, kita nantinya akan mengalami hal yang sama seperti burung beo tersebut.
Kita tidak pernah menyadari semakin mendekatnya kematian, seperti kita tidak menyadari dengan apa sebenarnya kita bisa hidup. Yang kita sadari cuma bagaimana bisa memenuhi kebutuhan hidup agar tetap bisa bertahan hidup di tempat fana ini. Kita tidak pernah memikirkan sebuah kehidupan yang masih menjadi misteri setelah napas kita terhenti di dunia ini. Kita tidak pernah merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang mengalami sakratul maut. Dan kita tidak menyadari bahwa ada seharusnya yang harus ditakuti dalam melangkahkan kaki kita ini, agar kita bisa membedakan yang baik dengan yang buruk. Kita semua sudah buta, dibutakan oleh zaman yang menawarkan sejuta rasa yang kenikmatannya hanya sesaat, dan mengabaikan kenikmatan yang sebenarnya yang telah dijanjikan oleh Yang Maha Kuasa.
Hidup dimulai ketika napas mulai terhenti. Betapa ganjilnya perkataan itu. Tapi itulah yang diucapkan oleh Buya Hamka. Sampai sekarang pun aku tak bisa memahami maknanya. Tapi menurutku, keyakinan bahwa kehidupan setelah mati pasti ada dan abadi. Dan cuma ada 2 tempat persinggahan, yang baik dan yang buruk. sedang di antara keduanya, menurutku tidak akan ada sama sekali. Tapi bagaimana dengan keberadaan sekarang ini. tak dapatkah disebut sebagai salah satu definisi hidup. Jadi, status kita saat ini apa??...
Dan akhirnya, aku cuma ingin menulis.. belajar menulis yang lebih baik. tentang pengalaman yang kualami, tentang kenyataan yang aku ingkari, tentang keberadaan yang tak bermakna, tentang keputus asaan, tentang kebahagiaan... dan semuanya yang termasuk dalam cita rasa hidup... Tapi ternyata, aku harus masih banyak belajar merangkai kata-kata menjadi kalimat yang memiliki alur tersendiri, dan tidak seperti benang kusut yang tidak bisa diurai keberadaannya.....
2 comments
sampai bingung mau berkomentar apa, aku benar benar mendalami setiap kata kata ini, yang aku tahu, tak akan pernah ku sia sia kan hidupku untuk sesuatu yang tak berguna. tengks sudah sharing di setiap tulisanmu.....
@aridudultulisan dua tahun yang lalu... jadi ingat ketika baca tentang burung beo itu, hari-hariku selalu terngiang olehnya...yaaa.. "YOU ARE WHAT YOU WRITE, HERE AND NOW, MOMENT BY MOMENT, OUT OF THE BOX". kita bisa memaknainya berbeda-beda,cuma aku merinding dengan kata OUT OF THE BOX, sudah siapkah kita?? :)
Post a Comment
˙˙˙buıɥʇǝɯos ʎɐs